Senin, 28 November 2011 0 komentar

SENYUM ADALAH SEDEKAH

Rasulullah SAW bersabda bahwa anak keturunan Adam memiliki kewajiban untuk bersedekah setiap harinya sejak matahari mulai terbit.

Seorang sahabat yang tidak memiliki apa pun untuk disedekahkan bertanya, “Jika kami ingin bersedekah, namun kami tidak memiliki apa pun, lantas apa yang bisa kami sedekahkan dan bagaimana kami menyedekahkannya?” Rasulullah SAW bersabda, “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR Tirmizi dan Abu Dzar).

Dalam hadis lain disebutkan bahwa senyum itu ibadah, “Tersenyum ketika bertemu saudaramu adalah ibadah.” (HR Trimidzi, Ibnu Hibban, dan Baihaqi). Salah seorang sahabat, Abdullah bin Harits, pernah menuturkan tentang Rasulullah SAW, “Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah SAW.” (HR Tirmidzi).

Meskipun ringan, senyum merupakan amal kebaikan yang tidak boleh diremehkan. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apa pun, sekalipun itu hanya bermuka manis saat berjumpa saudaramu.” (HR Muslim).

Mungkin kita sering berpikir bahwa sedekah itu berkaitan erat dengan harta benda seperti pemberian uang, pakaian, atau apa pun yang bisa langsung dinikmati penerima dalam bentuk materi. Hal itu juga mungkin yang ada dalam pikiran para sahabat Rasulullah SAW, sehingga mereka sangat gelisah kemudian mempertanyakannya. Karena itu, tidak semestinya seorang Muslim membiarkan satu hari pun berlalu tanpa dirinya terlibat dalam kegiatan bersedekah.

Jika kita punya wawasan sempit mengenai pengertian bersedekah, tentulah hal itu menjadi mustahil. Di antara keistimewaan sedekah adalah menolak bala (musibah). Dari Sayyid Ali Ar-Ridha, dari Sayyid Ja’far Ash-Shadiq, dari Sayyid Ali Zainal Abidin, dari Ali bin Abi Thalib Radiyallahu Anhum, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah itu dapat menghindarkan diri dari kematian yang tidak baik, menjaga diri dari tujuh puluh macam bencana.” Imam Ibnul Qoyyim RA dalam bukunya al-Wabil ash-Shayyib berkata, “Sesungguhnya sedekah bisa memberikan pengaruh yang menakjubkan untuk menolak berbagai bencana, walaupun pelakunya orang yang Fajir (pendosa), zalim, atau bahkan orang kafir.
Kamis, 22 September 2011 0 komentar

AZAN

Subhanallah !! Alunan Adzan Tidak Pernah Terputus
Allahu Akbar!!


ADAB MENDENGAR AZAN
Kematian itu pasti menjelma. Hanya masa dan waktunya yang tidak kita ketahui. Coba kita amati. Mengapa kebanyakan orang yang nazak, hampir ajal tidak dapat berkata apa-apa. Lidahnya kelu, keras dan hanya mimik mukanya yang menahan kesakitan “sakaratulmaut”. Diriwayatkan sebuah hadis yang bermaksud :
“Hendaklah kamu mendiamkan diri ketika azan, jika tidak Allah Akan kelukan lidahnya ketika maut menghampirinya”. Ini jelas menunjukkan, kita disarankan agar mendiamkan diri, jangan berkata apa-apa pun sewaktu azan berkumandang. Sebagai orang beragama Islam kita wajib menghormati azan yg banyak fadhilatnya. Jika lagu kebangsaan kita diajar agar berdiri tegak dan diamkan diri. Mengapa ketika azan kita tidak boleh mendiamkan diri? Lantas siapa yang berbicara ketika azan, Allah Akan kelukan lidahnya ketika nazak. Kita takut dengan kelunya lidah kita sewaktu ajal hampir tiba maka kita tidak dapat mengucap kalimah ‘Lailahaillallah. .’ yang mana siapa yang dapat mengucapkan kalimah ini ketika nyawanya akan dicabut, Allah dengan izinNya menjanjikan Syurga untuk mereka. Dari itu marilah kita sama-sama menghormati azan dan mohon kepada Allah supaya lidah ini tidak kelu semasa nyawa kita sedang dicabut. ‘Ya Allah! Anugerahkanlah kematian kami dengan kematian yang baik lagi mulia, lancarkan lidah kami mengucap kalimah ‘Lailahaillallah. .’ semasa sakaratul maut menghampiri kami… Amin… amin.. amin Ya robbal ‘alamin.

Sesuatu yang tak pernah terjangkau di akal fikiran kita ini. Subhanallah…
Ketahuilah bahwa pada setiap waktu, ribuan bilal di merata dunia akan mengalunkan azan, mengakui “Bahwa Allah saja yang patut disembah, dan Nabi Muhammad adalah Rasul Allah”. Diawali dengan Indonesia yang terletak dibahagian timur dengan ratusan kepulauan-nya dan jumlah penduduknya sebanyak 180 juta. Ketika masuk waktu Subuh, Azan mulai berkumandang dari kawasan ini dengan ribuan Bilal yang akan melaungkan KeAgungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala Dan Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam..
Proses ini akan bergerak ke arah barat kepulauan Indonesia. Perbedaan waktu antara timur dan barat Indonesia adalah 1-1/2 jam.Belum alunan Azan merata Indonesia selesai, dimulai pula di Malaysia. Berikutnya di Burma dan dalam waktu satu jam selepas Azan dialunkan di Jakarta, tiba giliran Dacca di Bangladesh. Berikutnya alunannya akan kedengaran di Calcutta dan terus ke Srinagar di barat India . Perbedaan waktu dikota-kota Pakistan adalah 40 menit jadi dalam jangka waktu ini, Azan akan berkumandang diseluruh Pakistan. Belum berakhir di-Pakistan, Azan akan bermula pula di Afghanistan dan Muscat. Perbedaan waktu antara Muscat dan Baghdad adalah satu jam. Dalam jangka waktu ini, Azan akan berterusan dilaungkan di UAE, Makkah, Madinah, Yaman , Kuwait dan Iraq . Proses ini berterusan setiap detik sehingga ke pantai timur Atlantik. Jarak masa Azan mula dialunkan di Indonesia sehingga ke pantai timur Atlantik adalah 9-1/2 jam. Belumpun Azan Subuh berkumandang di pantai Timur Atlantik, Azan Zuhur kini sudah mula dilaungkan di Indonesia.. Ini berterusan bagi setiap waktu sembahyang, tidak putus-putus.
Subhanallah, begitu hebat dan agungnya Islam! Kalaulah setiap kawasan boleh memasang pengeras suara, akan bergetar satu dunia dengan alunan Azan yang tidak putus-putus. Allahu Akbar!
Sumber : Milis Majelis Rasulullah SAW
Kamis, 23 Juni 2011 0 komentar

Habib Muhsin Al-Hamid: Bahaya Lidah dan Keutamaan Diam

Lidah adalah salah satu kenikmatan yang besar yang dianugerahkan Allah kepada hambaNya, padanya terdapat kebaikan yang banyak dan kemanfaatan yang luas bagi siapa yang menjaganya dengan baik dan mempergunakannya sebagaimana diharapkan syari'at. Dan padanya pula terdapat kejelekan yang banyak dan bahaya yang besar bagi siapa yang meremehkannya (membiarkannya) lalu digunakannya pada jalan atau tempat yang tidak semestinya.
Padahal Allah Ta'ala menciptakan lisan (lidah) itu agar digunakan untuk dzikrullah (menyebut Asma Allah), membaca Al Quran, menasehati manusia dan mengajak mereka kepada jalan Allah dan ketaatan serta memperkenalkan kepada mereka tentang kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah SWT. Maka jika si hamba mempergunakan lidahnya untuk tujuan tersebut, maka dia tergolong orang yang bersyukur kepada Allah atas nikmat lidah itu sendiri. Tapi jika sebaliknya, digunakan bukan pada jalan kebenaran seperti disebutkan di atas, maka dia adalah orang yang berbuat dholim lagi melampaui batas.
Kemudian ketahuilah, bahwa perkara lidah ini adalah sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan, sebab dia adalah anggota tubuh yang dominan dalam dhohir manusia dan paling kuat dalam menyeret seorang hamba dalam kebinasaan, ini semua jika tidak dijaga dan dipaksa dengan tuntunan syari'at. Maka Rasulullah SAW sudah menasehati kita agar menjaga lidah dengan baik, minimal dengan jalan tidak banyak berbicara, selagi tidak bermanfaat atau tidak mengandung kebaikan, beliau SAW bersabda (yang artinya):
"Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhirat maka berkatalah yang baik, atau (jika tidak), diamlah ". (HR. Bukhori dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda (yang artinya) : "Semoga Allah merahmati seseorang yang berbicara kebaikan maka dia beruntung, atau diam dari kejelekan maka dia selamat ". Dan banyak riwayat yang sampai kepada kita tentang bahaya lidah ini, diantaranya, hadits Rasulullah saw (yang artinya) : "Dan tidakkah nanti seseorang akan diseret ke neraka dengan wajah-wajah mereka (di tanah), terkecuali itu karena ulah lidah-lidah mereka". (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim).
Dalam hadits yang lain disebutkan (yang artinya) : "Setiap pembicaraan anak adam adalah (saksi yang) memberatkannya, bukan untuk kebaikannya, kecuali Dzikrullah, Amr Ma'ruf dan Nahi Munkar ". Rasulullah SAW bersabda pula (yang maknanya):
"Sungguh ada seorang hamba berbicara dengan satu kalimat, dimana ketika mengucapkannya dia tidak perduli (dengan cuek), tapi berkat satu kalimat itu justru dia terjun ke neraka lebih jauh daripada jarak bintang Tsurayya ". Maka lidah ibarat pedang yang tajam, jika tidak dijaga dengan baik akan membinasakan orangnya, ibarat binatang buas, jika si hamba lengah sedikit maka dia akan menyambar dan mencabiknya dan lidah ibarat juru bicara hati, yang ada disana dilontarkan olehnya, yang terpendam disana ditampakkan olehnya. Maka orang yang sholeh akan diketahui dari cara bicaranya atau pembicaraan yang disampaikannya demikian pula orang jelek akhlaknya dan kaku perangainya dapat diketahui dari apa yang keluar dari lidahnya. Hal mana seperti dikatakan oleh imam Hasan Al Bashri : "Sesungguhnya lidah orang mukmin berada dibelakang hatinya, apabila ingin berbicara tentang sesuatu maka dia merenungkan dengan hatinya terlebih dahulu, kemudian lidahnya menunaikannya. Sedangkan lidah orang munafik berada di depan hatinya, apabila menginginkan sesuatu maka dia mengutamakan lidahnya daripada memikirkan dulu dengan hatinya ".
Ketajaman lidah mengalahkan ketajaman pedang yang mampu membelah besi dan daya penghancur (rusak)nya sangat kuat mengalahkan cuka dalam merusak madu yang manis, seperti diriwayatkan Ibnu Abi Dunya, Rasulullah saw bersabda:"Tidak ada satupun jasad manusia, kecuali pasti kelak akan mengadukan lidah kepada Allah atas ketajamannya".
Beliau saw bersabda pula : "Sesungguhnya kebanyakan dosa anak Adam berada pada lidahnya" (HR. Ath Thabarani, Ibnu Abi Dunya dan Al Baihaqi). Keutamaan menjaga lidah, Al Imam Al Ghazali dalam Ihya' Ulumiddin berkata : "Ketahuilah bahwa lidah bahayanya sangat besar, sedikit orang yang selamat darinya, kecuali dengan banyak diam ". Oleh sebab itu, Pembuat syari'at memuji dan menganjurkan diam, Nabi Muhammad SAW bersabda (yang artinya) : "Barang siapa yang diam, pasti dia selamat " (HR. At Tirmidzi)
Luqman Al Hakim berkata: "Diam itu adalah kebijaksanaan, namun sedikit sekali orang yang melakukannya".
Abdullah bin Sufyan meriwayatkan dari ayahnya, dia berkata:"Aku berkata kepada Rasulullah SAW, wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku tentang islam, dengan suatu perkara yang aku tidak akan bertanya lagi kepada orang lain sesudahmu." Nabi SAW bersabda: "Katakanlah, aku beriman, kemudian istiqamahlah". Dia berkata: "Lalu apakah yang harus aku jaga?", kemudian Rasulullah saw mengisyaratkan dengan tangan beliau ke lidah beliau. (HR. At Tirmidzi, An Nasa'I dan Ibnu Majah).
Uqbah bin ‘Amir bertanya kepada Rasulullah SAW : "Wahai Rasulullah, apakah jalan keselamatan?", Nabi menjawab: "Tahanlah lidahmu, tinggallah di rumahmu (jangan banyak keluar) dan tangisilah kesalahanmu". (HR. At Tirmidzi) Mu'adz bin Jabal bertanya kepada Rasulullah SAW : "Wahai Rasulullah perbuatan apakah yang paling utama?", kemudian Rasulullah menjulurkan lidah beliau yang mulia lalu meletakkan jemarinya diatasnya dengan mengisyaratkan agar menjaganya. Sahl bin Sa'ad meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw, dimana beliau bersabda (yang artinya): "Siapa yang menjamin untukku (agar menjaga) apa yang ada diantara dua janggutnya (lidah) dan yang ada diantara dua kakinya (kemaluan), maka aku menjamin untuknya surga " (HR. Bukhori) Rasulullah Saw bersabda (yang artinya):"Siapa yang menahan lidahnya pasti Allah menutupi auratnya, siapa yang dapat menahan amarahnya pasti Allah melindunginya dari siksaNya, dan siapa meminta ampun kepada Allah, Dia pasti menerima permohonan ampunannya " (HR. Ibnu Abi Dunya). Beliau saw bersabda pula :"Simpanlah lidahmu kecuali untuk kebaikan, karena dengan demikian kamu dapat mengalahkan syaitan " (HR. Ath Thabarani dan Ibnu Hibban)

Keutamaan diam
Cara menyelamatkan diri dari bahaya lidah adalah diam, kecuali dari hal yang baik dan mengundang kebaikan. Para salaf pendahulu kita lebih banyak diam daripada berbicara. Sebab dengan diam akan mengurangi dosa dan bahaya yang timbul akibat lidah. Tetapi jika hak-hak Allah dilecehkan, syariat dihina dan Rasulullah direndahkan, maka mereka tidak akan tinggal diam. Mereka akan berbicara dengan lantang dan pasti sekalipun di depan pemimpin yang kejam, sekalipun nyawa adalah taruhannya. Jadi berbicara itu baik jika ditempatkan pada posisinya dan diam itu baik jika ditempatkan pada tempatnya pula. Dan jika dibalik maka rusaklah tatanan Amr Ma'ruf Nahi Munkar.
Bagaimana Imam Syafi'I tidak diam diri, manakala melihat sulthon berbuat ketidakadilan, dengan tegas beliau berbicara, menasehati si pemimpin itu. Tetapi jika ditanyakan sesuatu yang sekiranya tidak perlu jawaban, maka beliau diam, tidak menjawab. Lihatlah bagaimana beliau memposisikan sesuatu pada tempat dan waktu yang layak dan tepat. Sebagian Ulama berkata: "Diam menghimpun beberapa keutamaan, diantaranya keselamatan agama, kewibawaan, konsentrasi untuk berfikir, berdzikir dan beribadah. Dan dalam diam juga terkandung keselamatan dari berbagai tanggung jawab perkataan di dunia dan hisabnya di akhirat", Allah SWT berfirman (yang artinya):"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir (Raqib ‘Atid) " (QS. Qaaf 18)
Bahkan diam mendatangkan ibadah yang berpahala, jika diam itu didasarkan karena khawatir berbicara sesuatu yang haram, demi mengharap ridho Allah. Rasulullah saw bersabda (yang artinya) : "Maukah kalian aku beritahukan tentang ibadah yang paling mudah dan paling ringan bagi badan? Diam dan akhlak yang baik " (HR. Ibnu Abi Dunya). Jika anda bertanya, apa sebabnya diam memiliki keutamaan sedemikian besar? Maka ketahuilah bahwa sebabnya karena terlalu banyak penyakit lidah, seperti ghibah, berdusta, mengadu domba, berkata keji, riya', terlibat dalam kebathilan, bertengkar, marah, menyingkap aurat orang dan lainnya. Oleh karena banyak penyakit dan dosa yang timbul karena lidah, maka yang terbaik adalah banyak diam. Kemampuan menahan lidah adalah jalan keselamatan, oleh sebab itu keutamaan diam sangatlah besar. Wallahu A'lam.

Disarikan dari kitab Ihya' Ulumiddin karya Imam Al Ghazali dan An Nashoihud Diniyyah karya Al Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad.
Senin, 25 April 2011 1 komentar

Keutamaan Surat Al-Ikhlas

Sebelum kita membicarakan keutamaan Surat Al-Ikhlas, terlebih dahulu akan disampaikan tentang nama-nama dari Surat Al-Ikhlas itu sendiri. Nama Surat Al-Ikhlas itu jumlahnya ada 20 nama yakni :
1. At-Tafrid.
2. At-Tajrid.
3. At-Tauhid.
4. Al-Ikhlas.
5. An-Najat.
6. Al-Wilayah.
7. An-Nisbah.
8. Al-Ma'rifah.
9. Al-Jamal.
10. Al-Muqasyqasyah.
11. Al-Mu'awwidzah.
12. As-Shamad.
13. Al-Asas.
14. Al-Maani'ah.
15. Al-Muhtadhar.
16. Al-Munfiroh.
17. Al-Baroah.
18. Al-Mudzkiroh.
19. An-Nuur.
20. Al-Insan.
Banyak nama menunjukkan banyak kelebihan. Mengingat Surat ini mengandung akidah yang sangat mendasar, maka keutamaannya cukup banyak. Antara lain sebagai berikut :

1. Hadis riwayat Anas bin
Malik, menyatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda : "Barangsiapa membaca Surat Al-Ikhlas satu kali, seolah-olah dia membaca sepertiga Quran. Barangsiapa membacanya dua kali, seolah-olah dia membaca dua pertiga Quran. Barangsiapa membacanya tiga kali, seolah-olah dia membaca Quran seluruhnya. Dan barangsiapa membacanya sepuluh kali, dibina Allah untuknya sebuah rumah dalam surga terbikin dari permata ya'kut yang berwarna merah."

2. Sabda Rasulullah Saw yang maksudnya : "Hai Aisyah, engkau jangan tidur dulu sebelum engkau kerjakan empat perkara : 1. Khatamkan Al-Quran, 2. Jadikan semua Nabi membelamu nanti pada hari kiamat, 3. Jadikan semua orang mukmin rela kepadamu, dan 4. Kerjakan Haji dan Umrah." Kemudian Rasulullah pun shalat, sedangkan Aisyah tinggal ditempat tidur. Selesai Shalat, Aisyah pun berkata : "Rasulullah, tebusanmu ibu dan ayahku, Rasulullah suruh saya
mengerjakan empat perkara yang saya tidak sanggup melakukannya pada waktu ini." Beliau tersenyum, seraya bersabda : " Apabila engkau membaca Qul Huwallahu Ahad (tiga kali), maka seolah-olah engkau telah mengkhatamkan Al-Quran. Jika engkau membaca shalawat kepadaku dan kepada semua Nabi sebelumku, maka kami nanti akan mensyafaatkanmu pada hari kiamat. Dan apabila engkau meminta ampunkan orang-orang mukmin, maka tentu semua mereka nanti akan rela kepadamu. Dan apabila engkau membaca "Subhanallah, Walhamdulillah, Walailahaillallah, Wallahu Akbar, maka sesungguhnya engkau berarti telah mengerjakan Haji dan Umrah."
Hadis itu menerangkan, kalau mau tidur setelah badan tergeletak diatas ranjang, maka baik dibaca:
a. Surat Al-Ikhlas tiga kali. Sama pahalanya dengan membaca satu khatam Quran.
b. Shalawat kepada Nabi Muhammad Saw dan Nabi-Nabi lainnya, dengan mengucap : Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad Wa ali Muhammad wa'ala jami'il
anbiyaai wal mursalin.

c. Mendoakan orang-orang mukmin dengan mengucapkan tiga kali Allahummaghfir
lil muslimina wal muslimat, wal mukiminina wal mukminat.
d. Membaca raja tasbih tiga kali, yakni : Subhanallah, Walhamdulillah, Walailaha
illallah, Wallahu Akbar, Wala haula walaquwwata illa billahil 'aliyyil 'adzim."

Apabila dibaca tiga kali tasbih ini, maka sama pahalanya dengan satu kali Haji dan Umrah.


3. Pada suatu hari seorang laki-laki melaporkan halnya kepada Rasulullah Saw tentang kesusahan hidup yang dideritanya. Ia mohon supaya diajarkan amalan singkat untuk menghilangkan kesempitan hidup itu. Maka Rasulullah Saw menyuruhnya supaya setiap kali masuk kerumah sendiri, memberi salam kemudian membaca surat Al-Ikhlas tiga kali. Jika
rumah kosong tidak ada orang didalam, maka memberi salam kepada Rasulullah Saw
kemudian sambil melangkah masuk dibaca tiga kali surat Al-Ikhlas. Laki-laki itupun
mengamalkannya, alhamdulillah lapang rezekinya, melimpah sampai kepada jiran tetangganya.

4. Pada suatu hari Rasulullah Saw sedang duduk dalam mesjid Madinah.
Tiba-tiba datang rombongan mengusung jenazah untuk di shalatkan. Para sahabat
mempersilahkan Nabi untuk menyembahyangkannya. Beliau bertanya : " Apakah mayat ini meninggalkan hutang ? Mereka menjawab : " Ya, benar, dia meninggalkan hutang sebanyak 4
dirham." Lantas beliau bersabda : " Saya tidak mau menyembahyangkan mayat yang meninggalkan hutang. Shalatkan kamulah dia."
Pada saat itu Jibrilpun datang seraya berkata : "Hai Muhammad, Allah berkirim salam kepadamu. Dia berfirman : "Aku sudah mengutus Jibril menyamar seperti mayat itu dan sudah melunaskan hutangnya. Tegaklah, shalatkan dia karena dian sudah diampuni Allah dan barangsiapa yang ikut menyembahyangkannya, niscaya diampuni Allah pula dosanya."
Nabi Muhammad Saw pun bertanya : " Hai Jibril, dari mana dia memperoleh kehormatan ini "? Jibril menjawab :"Dia mendapat kehormatan itu, karena setiap hari membaca seratus kali Qul Huwallahu Ahad." Didalamnya terdapat keterangan tentang sifat-sifat Allah dan pujian
terhadap-Nya" Hadis itu menunjukkan barangsiapa membaca "Qul Huwallahu Ahad" seratus kali dalam sehari, maka Allah akan melunaskan hutangnya sebelum mati.

5. Rasulullah Saw bersabda yang maksudnya :" Barangsiapa membaca surat Al-Ikhlas pada sakit
yang membawa kepada kematiannya, niscaya mayatnya tidak busuk dalam kubur, hadis lain menyatakan tidak terfitnah dalam kuburnya, aman dari kesempitan kuburan, dan para Malaikat akan membawanya dengan sayap-sayapnya melalui titian shirotol mustaqim sampai kesurga."

6. Menurut hadis Anas bin Malik, bahwa Rasulullah Saw bersabda : "Barangsiapa membaca Qul Huwallahu Ahad 50 kali, niscaya diampuni dosanya lima puluh tahun."

7. Menurut Hadis Anas bin Malik,
Rasulullah Saw bersabda yang maksudnya " Barangsiapa membaca Qul Huwallahu Ahad sepuluh kali dibina Allah untuknya satu istana didalam surga. Barangsiapa membacanya 20 kali, dibina Allah untuknya dua istana dalam surga. Barangsiapa membacanya 30 kali maka dibina Allah untuknya tiga istana dalam surga. Umar bin Khattab berkata
: " Ya, Rasulullah, kalau begitu akan banyaklah istana kmi dalam surga" Maka Rasulullah Saw bersabda :"Allah lebih lapang (luas) dari pada itu."
Maksudnya, bagi Allah berapapun jumlah istana itu soal mudah.

8. Hadis Anas bin Mali
menyatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda yang maksudnya : "Barangsiapa
membaca Qul Huwallahu Ahad sekali, dia diberkati. Barangsiapa membacanya
dua kali dia dan keluarganya diberkati. Barangsiapa membacanya tiga kali, dia, keluarga dan jiran tetangganya diberkati. Barangsiapa membacanya 12 kali, dibina Allah untuknya 12 istana
didalam surga. Jika dibacanya 100 kali, maka dihapuskan Allah dosanya (dosa kecil) selama 50 tahun, kecuali pertumpahan darah dan harta benda. Jika dibacanya 200 kali, dihapuskan dosanya 100 tahun. Jika dibacanya 1000 kali, niscaya sebelum mati telah dilihat atau diperlihatkan kepadanya tempatnya dalam surga."

9. Menurut hadis riwayat Ibnu Abbas, Nabi Muhammad Saw bersabda yang maksudnya :"Tatkala saya dalam perjalanan Israk Mi'raj kelangit, saya melihat 'Arasyditegakkan atas 360.000 sudut. Jarak dari satu sudut kesudutlainnya, kira-kira 300.000 tahun perjalanan. Dibawah setiap sudut itu terdapat 12.000 padang pasir. Panjang setiap padang pasir itu dari matahari terbit kematahari terbenam. Disetiap padang pasir itu terdapat 80.000 Malaikat membaca Qul Huwallahu Ahad." Selesai membaca mereka
menyatakan :"Ya Tuhan, kami hibbahkan pahala bacaan kami ini kepada setiap orang yang membaca Surat Al-Ikhlas, baik dia laki-laki maupun wanita." Para sahabat kagum tercengang
mendengarnya. Lantas Rasulullah Saw bertanya :"Herankah kamu, sahabat-sahabatku ? Mereka menjawab : " Ya,benar kami heran."Beliau melanjutkan :"Demi Allah yang diriku ditangan-Nya, "Qul Huwallahu Ahad" tertulis disayap Jibril. "Allahush Shomad" tertulis disayap Mikail. "Lam Yalid Walam Yulad" tertulis disayap Izrail."Walam Yakun Lahu kufuan Ahad" tertulis disayap Israfil. Maka barangsiapa diantara ummatku membaca "Qul Huwallahu Ahad" niscaya dikurniai Allah ia pahala orang yang membaca Taurat, Injil, Zabur dan Al-Quran." Kemudian beliau bertanya lagi:"Herankah kamu, mendengarnya?. Mereka menjawab:"Ya,benar kami heran." Lantas beliau bersabda :"Demi Allah yang diriku ditangan-Nya, "Qul Huwallahu Ahad" tertulis di kening Abu Bakar Shiddiq. "Allahush Shomad" tertulis dikening Umar Al-Faruq. "Lam
Yalid Walam Yulad" tertulis dikening Usman Zin-Nurain. Dan "Walam Yakun Lahu Kufuan Ahad " tertulis dikening Ali As-Sakhiy. Maka barangsiapa membaca Surat Al-Ikhlas niscaya dikurniai Allah ia pahala Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali.


10. Menurut Hadis Al-Baihaqi, dari Umamah Al-Bahili, bahwa Jibril telah mendatangi Nabi Saw bersama dengan 70.000 Malaikat di Tabuk Jibril berkata :"Rasulullah, saksikan jenazah Muawiyah dari Tabuk bersama Jibril dan sejumlah Malaikat lain. Kemudian Rasulullah Saw bersabda :" Jibril, apa sebabnya Mu'awiyah beroleh martabat seperti itu.? Jibril menjawab
:"Dia memperoleh kehormatan itu, akibat membaca "Qul Huwallahu Ahad setiap hari, sedang berdiri, duduk, ruku' dan berjalan." Demikianlah beberapa kelebihan membaca Qul Huwallahu Ahad. Maka silahkanlah mengamalkannya, dengan ketentuan setiap membacanya,
harus dibaca Bismillah. Karena pernah terjadi seorang laki-laki di Mekkah bermimpi, melihat ratusan ekor burung merpati terbang diatas angkasa kota Mekkah, tetapi tak seekorpun berkepala. Keesokan harinya ditanyakannya kepada seorang ahli ta'bir mimpi. Syekh ahli ta'bir mimpi itu menyatakan :"Barangkali anda rajin membaca Qul Huwallahu Ahad, tetapi tidak membaca Bismillahirrahmanirrahim dipangkalnya."


Bismillahirrahmanirrahim itu hurufnya 19, persis sebanyak Malaikat Zabaniyah penunggu neraka. Barangsiapa rajin membaca Bismillahirrahmanirrahim pada setiap memulai pekerjaan yang dibenarkan agama, niscaya ia terhindar dari ancaman Malaikat Zabaniyah.

(Dari Pengajian Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Assegaf dan Beberapa Tambahan dari beberapa sumber)
Rabu, 30 Maret 2011 0 komentar

DUA WAKTU TIDUR YANG DILARANG RASUL



Tidur menjadi sesuatu yang esensi dalam kehidupan kita. Karena dengan tidur, kita menjadi segar kembali. Tubuh yang lelah, urat-urat yang mengerut, dan otot-otot yang dipakai beraktivitas seharian, bisa meremaja lagi dengan melakukan tidur.
Dalam Islam, semua perbuatan bisa menjadi ibadah. Begitu pula tidur, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dalam Al-Quran, Allah swt pun menyuruh kita untuk tidur. Namun, ternyata ada dua waktu tidur yang dianjurkan oleh Rasulullah untuk tidak dilakukan.

1. Tidur di Pagi Hari Setelah Shalat Shubuh
Dari Sakhr bin Wadi’ah Al-Ghamidi radliyallaahu ‘anhu bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
”Ya Allah, berkahilah bagi ummatku pada pagi harinya” (HR. Abu dawud 3/517, Ibnu Majah 2/752, Ath-Thayalisi halaman 175, dan Ibnu Hibban 7/122 dengan sanad shahih).
Ibnul-Qayyim telah berkata tentang keutamaan awal hari dan makruhnya menyia-nyiakan waktu dengan tidur, dimana beliau berkata :
“Termasuk hal yang makruh bagi mereka – yaitu orang shalih – adalah tidur antara shalat shubuh dengan terbitnya matahari, karena waktu itu adalah waktu yang sangat berharga sekali. Terdapat kebiasaan yang menarik dan agung sekali mengenai pemanfaatan waktu tersebut dari orang-orang shalih, sampai-sampai walaupun mereka berjalan sepanjang malam mereka tidak toleransi untuk istirahat pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Karena ia adalah awal hari dan sekaligus sebagai kuncinya. Ia merupakan waktu turunnya rizki, adanya pembagian, turunnya keberkahan, dan darinya hari itu bergulir dan mengembalikan segala kejadian hari itu atas kejadian saat yang mahal tersebut. Maka seyogyanya tidurnya pada saat seperti itu seperti tidurnya orang yang terpaksa” (Madaarijus-Saalikiin 1/459).

2. Tidur Sebelum Shalat Isya’
Diriwayatkan dari Abu Barzah radlyallaahu ‘anhu : ”Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam membenci tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya” (HR. Bukhari 568 dan Muslim 647).
Mayoritas hadits-hadits Nabi menerangkan makruhnya tidur sebelum shalat isya’. Oleh sebab itu At-Tirmidzi (1/314) mengatakan : “Mayoritas ahli ilmu menyatakan makruh hukumnya tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya. Dan sebagian ulama’ lainnya memberi keringanan dalam masalah ini. Abdullah bin Mubarak mengatakan : “Kebanyakan hadits-hadits Nabi melarangnya, sebagian ulama membolehkan tidur sebelum shalat isya’ khusus di bulan Ramadlan saja.”
Al-Hafidh Ibnu Hajar berkata dalam Fathul-Baari (2/49) : “Di antara para ulama melihat adanya keringanan (yaitu) mengecualikan bila ada orang yang akan membangunkannya untuk shalat, atau diketahui dari kebiasaannya bahwa tidurnya tidak sampai melewatkan waktu shalat. Pendapat ini juga tepat, karena kita katakan bahwa alasan larangan tersebut adalah kekhawatiran terlewatnya waktu shalat.” (sa/berbagai sumber)
0 komentar

ORANG-ORANG YANG DIDOAKAN MALAIKAT

Allah SWT berfirman, “Sebenarnya (malaikat – malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah – perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka dan yang dibelakang mereka, dan mereka tidak memberikan syafa’at melainkan kepada orang – orang yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati – hati karena takut kepada-Nya” (QS Al Anbiyaa’ 26-28)

0 komentar

Fadhilah Sholawat

Nabi yang adil dan suci bersabda, “Karena shalawatmu kepadaku, Allah SWT akan menyelamatkanmu dari siksa neraka di akhirat. Barangsiapa bershalawat kepadaku sepuluh kali pada sore hari dan sepuluh kali pada pagi hari, Allah SWT akan membangkitkannya bersama para nabi kesayangan dan kepercayaanNya dan wali-wali yang patuh, dan Dia akan melimpahkan berkah kepadanya sebagaimana berkah kepada nabiNya.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW telah bersabda bahwa, “Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail Alaihumus Salam telah berkata kepadaku. Jibril As. berkata, “Wahai Rasulullah, siapa yang membaca shalawat atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan kubimbing tangannya dan akan ku bawa dia melintasi titian sirotul mustaqiim seperti kilat menyambar.”
Berkata pula Mikail As., “Mereka yang bershalawat atasmu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu.”
Dan Israfil As. berkata pula, “Mereka yang bershalawat kepadamu, maka aku akan bersujud kepada Allah SWT dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah SWT mengampuni orang itu.”
Kemudian Malaikat Izrail As. pun berkata, ”Bagi mereka yang bershalawat atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi.”

Bagaimana kita tidak cinta kepada Rasulullah SAW? Sementara para malaikat memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang bershalawat atas Rasulullah SAW. Dengan kisah yang dikemukakan ini, semoga kita tidak akan melepaskan peluang untuk selalu bershalawat kepada pemimpin kita, cahaya dan pemberi syafaat kita, Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang kesayangan Allah SWT, Rasul, dan para MalaikatNya. Amin.
0 komentar

Valentine’s Day bagi kaum muslim


Tanggal 14 Februari seakan-akan menjadi hari yang khusus bagi manusia secara umum, bahkan bagi seorang muslimah sekalipun. Dengan pengaruh dari berbagai media dan lingkungan, para gadis sibuk ikut-ikutan merayakan hari tersebut. Ada yang sibuk membuat coklat dan kue-kue untuk orang yang disayanginya, mengirimkan kartu, atau sengaja mengkhususkan membuat pengakuan cinta untuk lelaki pujaan hatinya. Na’udzubillah min dzalik. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan untuk dijauhkan dari perbuatan tersebut…
Setelah mengetahui fatwa-fatwa yang ada pada artikel sebelumnya, ada baiknya kita juga mengetahui asal usul adanya hari valentine. Dengan demikian, insya Allah kita akan lebih berhati-hati dan tidak segan-segan untuk meninggalkan hari raya tersebut. Apalagi jika kita benar-benar ingin menjadi wanita muslimah sejati, yang sangat cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dan sangat takut dengan hukuman-Nya dan berharap keridhoan-Nya. Artikel berikut ini banyak menukil dari majalah As Sunnah dengan disertai berbagai tambahan dari penulis.
Definisi Valentine’s Day
Terdapat beberapa definisi yang terdapat di majalah As Sunnah edisi 11 tahun I untuk menjelaskan tentang hari valentine ini.
Pertama,
A day on which lovers traditionally exchange affectionate messages and gift. It is ovserved on February 14, the date on which Saint Valentine was matyred. (The Encyclopedia Americana, volume XXVII, hal 860)
“Sebuah hari dimana orang-orang yang sedang dilanda cinta secara tradisi saling mengirimkan pesan-pesan cinta dan hadiah-hadiah. Hari itu diperingati pada tanggal 14 Februari, suatu hari di mana St. Valentine mengalami martir.”
Kedua,
The date on the modern celebration, February 14, is believed to derive in the execution of a Christian martyr, St. Valentine, on February 14, 270. (The Encyclopedia Americana, volume XIII, hal. 464)
“Tanggal 14 Februari adalah perayaan modern yang diyakini berasal dari hari dihukum matinya seorang martir Kristen yaitu St. Valentine pada tanggal 14 Februari 270 M.”
Ketiga,
Valentine, St. priest and physician of Rome who suffered martydorn probably during the persecution under Claudius II in 269. his feast is on 14 Feb. The custom of sending valentines probably had its origin in a heathen practice connected with the worship of Juno Februalis at the Lupercalia(*) or perhaps in the mediaval belief the birds commenced to mate onf 14 Feb. (Everyman’s Encyclopedia, volume XII, hal 388).
“St. Valentine adalah seorang pendeta dan tabib dari Roma yang (dianggap) martir sewaktu kaisar Claudius II pada tahun 269 M. Peringatan tersebut pada tanggal 14 Febuari. Kebiasaan dengan mengirim valentine-valentine berasal dari upacara penyembahan berhala yang dikaitkan dengan peribadatan Juno Februarlis di goa Lupercal, atau (bisa jadi) pendapat bahwa burung-burung kwain pada tanggal 14 Februari.”
(*) Lupercalia merupakan upacara keagamaan (ritual) yang dilakukan oleh orang-orang Romawi kuno yang dilaksanakan setiap tahun untuk menyembah dewa Lupercus, yang oleh mereka dianggap sebagai dewa kesuburan, dewa padang rumput dan pelindung ternak. Sebagai suatu upacara ritual kesuburan, Lupercalia juga dihubungkan dengan penghormatan dan penyembahan kepada dewa Faunus sebagai dewa alam dan pemberi wahyu. Upacara atau festival tersebut dipimpin dan diawasi oleh suatu badan kegamaan yang disebut Luperci dan para pendetanya disebut Luperci.
Setiap upacara Lupercalia dimulai dengan mengorbankan beberapa ekor kambing dan seekor anjing yang dipimpin oleh para Luperci. Upacara tersebut dilakukan di dalam sebuah gua bernama Lupercal, berada di bukit Palatine, yang merupakan salah satu bukit di kota Roma. Setelah itu dua orang Luperci (dalam sumber lain dua orang pemuda) dibawa ke sebuah altar, kemudian sebuah pisau yang berlumuran darah disentuhkan pada kening mereka dan darah itu diseka dengan kain wool yang telah dicelupkan ke dalam susu. Setelah itu kedua orang tersebut diharuskan tertawa.
Kemudian para luperci memotong kulit kambing yang dikorbankan dan dijadikan cambuk. Kemudian mereka berlari dalam dua geromboloan mengelilingi bukit Palatine dan tembok-tembok kuno di Palatine, mencambuki setiap wanita baik yang mengikuti upacara maupun yang mereka temui di jalanan. Para wanita yang menerima cambukan itu dengan senang hati karena menurut mereka cambukan itu dapat menyebabkan atau mengembalikan kesuburannya.
Upacara Lupercalia ini terus berlangsung sampai pada masa pemerintahan Kaisar Constantin Agung (280 – 337 M). Kaisar Romawi ini adalah kaisar pertama pemeluk agama Nasrani. Lewat masuknya agama Nasrani itu dan berbagai jalan yang ditempuhnya, dia memegang peranan penting dalam hal merubah agama yang dikejar-kejar dan diancam sebelumnya menjadi agama yang dominan (bersifat nasional). Pengaruh agama nasrani semakin meluas di kerajaan Romawi dan Dewan gereja memegang peranan penting di bidang politik. Pada tahun 494 M, Dewan Gereja di bawah pimpinan Paus Gelasius I merubah bentuk upacara Lupercalia menjadi perayaan purifikasi (pemurnian/pembersihan diri). Dan pada tahun 496 M, Paus Gelasius I mengubah tanggal perayaan purifikasi yang berasal dari upacara ritual lupercalia dan tanggal 15 Februari menjadi tanggal 14 Februari.
Keempat,
The St. Valentine who is spoken of as the apostle of Rhaetia, and venerated in passau as its first bishop. (Encyclopedia Briatannica, volume XIV, hal. 949).
“St. Valentine yang disebutkan itu adalah seorang utusan dari Rhaetia dan dimuliakan di Passau sebagai uskup yang pertama.”
Kesimpulan dari keempat definisi tersebut adalah Valentine’s day dirayakan untuk mengormati dan mengkultuskan st. Valentine yang dianggap martir yang mati dibunuh pada tanggal 14 Februari 269 M (sumber lain menyebutkan 270 M) dan juga dianggap sebagai seorang utusan dan uskup yang dimuliakan. Pengambilan istilah itu juga dikaitkan dengan Lupercalia, upacara keagamaan orang Romawi Kuno dan juga bahwa burung-burung kawin pada tanggal tersebut.
Nah, saudariku… Apakah engkau tahu apa itu martir? Martir adalah orang yang dianggap mati sebagai pahlawan karena mempertahankan kepercayaan (agama). Kini engkau tahu agama apa yang dipertahankan olehnya. Wallahul musta’an. Ya ukhti… bagaimana kita bisa turut serta pada hari yang ditetapkan untuk menghormati orang yang mempertahankan agama yang bukan Islam (ini bukan berarti kita dibolehkan untuk menetapkan hari khusus untuk kematian orang-orang yang mempertahankan agama Islam!).
Dan bila dikaitkan dengan upacara Lupercalia, maka ini juga sangat jauh dari syari’at Islam, bahkan penuh dengan kesyirikan yang merusak tauhid. Lihatlah bagaimana upacara tersebut dilaksanakan untuk menyembah dewa-dewa. Padahal tidak ada yang berhak disembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Belum lagi keyakinan batil tentang pengaruh cambukan yang dapat menyebabkan atau mengembalikan kesuburan. Padahal tidak ada yang kuasa untuk memberi kesuburan pada seseorang sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya, “Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Asy-Syuura [42]: 50)
Ketahuilah saudariku, tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali meninggalkan jauh-jauh kebiasaan turut serta merayakan hari Valentine ini. Apakah kita hendak turut serta pada acara yang ditetapkan oleh Nasrani untuk mengkultuskan sang uskup yang mati sebagai martir? Padahal kita ketahui orang-orang Nasrani tidak akan senang sampai kita mengikuti agama mereka. Maka senanglah mereka ketika kita turut berbaur dalam hari raya mereka. Karena Rasululllah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk kaum tersebut.” (HR. Abu Dawud). Atau… apakah kita hendak mendukung pula upacara Lupercalia yang penuh muatan syirik dan kemaksiatan? Na’udzubillah mindzalik.
Cukupkanlah diri kita dengan apa yang telah diturunkan Allah dalam Al-Qur’an dan yang diajarkan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya. Karena kasih sayang di antara sesama muslim jauh lebih indah dimana Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perumpamaan orang mukmin di dalam saling mencintai, saling mengaishi dan saling menyayangi adalah bagaikan satu jasad, jika salah satu anggotanya menderita sakit maka seluruh jasad merasakan (penderitaannya) dengan tidak bisa tidur dan merasa panas.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka engkau tidak perlu ragu-ragu untuk meninggalkan hari raya tersebut. Bertaubat adalah langkah yang utama dan mulia jika ternyata di hari yang lalu kita menjadi bagian dari perayaan tersebut. Semoga kita terus diberikan hidayah taufik oleh Allah untuk menjalankan amalan sesuai tuntunan syari’at. Aamiin.

Senin, 28 November 2011

SENYUM ADALAH SEDEKAH

Diposting oleh My Simple Blog di 22.59 0 komentar
Rasulullah SAW bersabda bahwa anak keturunan Adam memiliki kewajiban untuk bersedekah setiap harinya sejak matahari mulai terbit.

Seorang sahabat yang tidak memiliki apa pun untuk disedekahkan bertanya, “Jika kami ingin bersedekah, namun kami tidak memiliki apa pun, lantas apa yang bisa kami sedekahkan dan bagaimana kami menyedekahkannya?” Rasulullah SAW bersabda, “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR Tirmizi dan Abu Dzar).

Dalam hadis lain disebutkan bahwa senyum itu ibadah, “Tersenyum ketika bertemu saudaramu adalah ibadah.” (HR Trimidzi, Ibnu Hibban, dan Baihaqi). Salah seorang sahabat, Abdullah bin Harits, pernah menuturkan tentang Rasulullah SAW, “Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah SAW.” (HR Tirmidzi).

Meskipun ringan, senyum merupakan amal kebaikan yang tidak boleh diremehkan. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apa pun, sekalipun itu hanya bermuka manis saat berjumpa saudaramu.” (HR Muslim).

Mungkin kita sering berpikir bahwa sedekah itu berkaitan erat dengan harta benda seperti pemberian uang, pakaian, atau apa pun yang bisa langsung dinikmati penerima dalam bentuk materi. Hal itu juga mungkin yang ada dalam pikiran para sahabat Rasulullah SAW, sehingga mereka sangat gelisah kemudian mempertanyakannya. Karena itu, tidak semestinya seorang Muslim membiarkan satu hari pun berlalu tanpa dirinya terlibat dalam kegiatan bersedekah.

Jika kita punya wawasan sempit mengenai pengertian bersedekah, tentulah hal itu menjadi mustahil. Di antara keistimewaan sedekah adalah menolak bala (musibah). Dari Sayyid Ali Ar-Ridha, dari Sayyid Ja’far Ash-Shadiq, dari Sayyid Ali Zainal Abidin, dari Ali bin Abi Thalib Radiyallahu Anhum, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah itu dapat menghindarkan diri dari kematian yang tidak baik, menjaga diri dari tujuh puluh macam bencana.” Imam Ibnul Qoyyim RA dalam bukunya al-Wabil ash-Shayyib berkata, “Sesungguhnya sedekah bisa memberikan pengaruh yang menakjubkan untuk menolak berbagai bencana, walaupun pelakunya orang yang Fajir (pendosa), zalim, atau bahkan orang kafir.

Kamis, 22 September 2011

AZAN

Diposting oleh My Simple Blog di 01.02 0 komentar
Subhanallah !! Alunan Adzan Tidak Pernah Terputus
Allahu Akbar!!


ADAB MENDENGAR AZAN
Kematian itu pasti menjelma. Hanya masa dan waktunya yang tidak kita ketahui. Coba kita amati. Mengapa kebanyakan orang yang nazak, hampir ajal tidak dapat berkata apa-apa. Lidahnya kelu, keras dan hanya mimik mukanya yang menahan kesakitan “sakaratulmaut”. Diriwayatkan sebuah hadis yang bermaksud :
“Hendaklah kamu mendiamkan diri ketika azan, jika tidak Allah Akan kelukan lidahnya ketika maut menghampirinya”. Ini jelas menunjukkan, kita disarankan agar mendiamkan diri, jangan berkata apa-apa pun sewaktu azan berkumandang. Sebagai orang beragama Islam kita wajib menghormati azan yg banyak fadhilatnya. Jika lagu kebangsaan kita diajar agar berdiri tegak dan diamkan diri. Mengapa ketika azan kita tidak boleh mendiamkan diri? Lantas siapa yang berbicara ketika azan, Allah Akan kelukan lidahnya ketika nazak. Kita takut dengan kelunya lidah kita sewaktu ajal hampir tiba maka kita tidak dapat mengucap kalimah ‘Lailahaillallah. .’ yang mana siapa yang dapat mengucapkan kalimah ini ketika nyawanya akan dicabut, Allah dengan izinNya menjanjikan Syurga untuk mereka. Dari itu marilah kita sama-sama menghormati azan dan mohon kepada Allah supaya lidah ini tidak kelu semasa nyawa kita sedang dicabut. ‘Ya Allah! Anugerahkanlah kematian kami dengan kematian yang baik lagi mulia, lancarkan lidah kami mengucap kalimah ‘Lailahaillallah. .’ semasa sakaratul maut menghampiri kami… Amin… amin.. amin Ya robbal ‘alamin.

Sesuatu yang tak pernah terjangkau di akal fikiran kita ini. Subhanallah…
Ketahuilah bahwa pada setiap waktu, ribuan bilal di merata dunia akan mengalunkan azan, mengakui “Bahwa Allah saja yang patut disembah, dan Nabi Muhammad adalah Rasul Allah”. Diawali dengan Indonesia yang terletak dibahagian timur dengan ratusan kepulauan-nya dan jumlah penduduknya sebanyak 180 juta. Ketika masuk waktu Subuh, Azan mulai berkumandang dari kawasan ini dengan ribuan Bilal yang akan melaungkan KeAgungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala Dan Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam..
Proses ini akan bergerak ke arah barat kepulauan Indonesia. Perbedaan waktu antara timur dan barat Indonesia adalah 1-1/2 jam.Belum alunan Azan merata Indonesia selesai, dimulai pula di Malaysia. Berikutnya di Burma dan dalam waktu satu jam selepas Azan dialunkan di Jakarta, tiba giliran Dacca di Bangladesh. Berikutnya alunannya akan kedengaran di Calcutta dan terus ke Srinagar di barat India . Perbedaan waktu dikota-kota Pakistan adalah 40 menit jadi dalam jangka waktu ini, Azan akan berkumandang diseluruh Pakistan. Belum berakhir di-Pakistan, Azan akan bermula pula di Afghanistan dan Muscat. Perbedaan waktu antara Muscat dan Baghdad adalah satu jam. Dalam jangka waktu ini, Azan akan berterusan dilaungkan di UAE, Makkah, Madinah, Yaman , Kuwait dan Iraq . Proses ini berterusan setiap detik sehingga ke pantai timur Atlantik. Jarak masa Azan mula dialunkan di Indonesia sehingga ke pantai timur Atlantik adalah 9-1/2 jam. Belumpun Azan Subuh berkumandang di pantai Timur Atlantik, Azan Zuhur kini sudah mula dilaungkan di Indonesia.. Ini berterusan bagi setiap waktu sembahyang, tidak putus-putus.
Subhanallah, begitu hebat dan agungnya Islam! Kalaulah setiap kawasan boleh memasang pengeras suara, akan bergetar satu dunia dengan alunan Azan yang tidak putus-putus. Allahu Akbar!
Sumber : Milis Majelis Rasulullah SAW

Kamis, 23 Juni 2011

Habib Muhsin Al-Hamid: Bahaya Lidah dan Keutamaan Diam

Diposting oleh My Simple Blog di 22.29 0 komentar
Lidah adalah salah satu kenikmatan yang besar yang dianugerahkan Allah kepada hambaNya, padanya terdapat kebaikan yang banyak dan kemanfaatan yang luas bagi siapa yang menjaganya dengan baik dan mempergunakannya sebagaimana diharapkan syari'at. Dan padanya pula terdapat kejelekan yang banyak dan bahaya yang besar bagi siapa yang meremehkannya (membiarkannya) lalu digunakannya pada jalan atau tempat yang tidak semestinya.
Padahal Allah Ta'ala menciptakan lisan (lidah) itu agar digunakan untuk dzikrullah (menyebut Asma Allah), membaca Al Quran, menasehati manusia dan mengajak mereka kepada jalan Allah dan ketaatan serta memperkenalkan kepada mereka tentang kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah SWT. Maka jika si hamba mempergunakan lidahnya untuk tujuan tersebut, maka dia tergolong orang yang bersyukur kepada Allah atas nikmat lidah itu sendiri. Tapi jika sebaliknya, digunakan bukan pada jalan kebenaran seperti disebutkan di atas, maka dia adalah orang yang berbuat dholim lagi melampaui batas.
Kemudian ketahuilah, bahwa perkara lidah ini adalah sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan, sebab dia adalah anggota tubuh yang dominan dalam dhohir manusia dan paling kuat dalam menyeret seorang hamba dalam kebinasaan, ini semua jika tidak dijaga dan dipaksa dengan tuntunan syari'at. Maka Rasulullah SAW sudah menasehati kita agar menjaga lidah dengan baik, minimal dengan jalan tidak banyak berbicara, selagi tidak bermanfaat atau tidak mengandung kebaikan, beliau SAW bersabda (yang artinya):
"Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhirat maka berkatalah yang baik, atau (jika tidak), diamlah ". (HR. Bukhori dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda (yang artinya) : "Semoga Allah merahmati seseorang yang berbicara kebaikan maka dia beruntung, atau diam dari kejelekan maka dia selamat ". Dan banyak riwayat yang sampai kepada kita tentang bahaya lidah ini, diantaranya, hadits Rasulullah saw (yang artinya) : "Dan tidakkah nanti seseorang akan diseret ke neraka dengan wajah-wajah mereka (di tanah), terkecuali itu karena ulah lidah-lidah mereka". (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim).
Dalam hadits yang lain disebutkan (yang artinya) : "Setiap pembicaraan anak adam adalah (saksi yang) memberatkannya, bukan untuk kebaikannya, kecuali Dzikrullah, Amr Ma'ruf dan Nahi Munkar ". Rasulullah SAW bersabda pula (yang maknanya):
"Sungguh ada seorang hamba berbicara dengan satu kalimat, dimana ketika mengucapkannya dia tidak perduli (dengan cuek), tapi berkat satu kalimat itu justru dia terjun ke neraka lebih jauh daripada jarak bintang Tsurayya ". Maka lidah ibarat pedang yang tajam, jika tidak dijaga dengan baik akan membinasakan orangnya, ibarat binatang buas, jika si hamba lengah sedikit maka dia akan menyambar dan mencabiknya dan lidah ibarat juru bicara hati, yang ada disana dilontarkan olehnya, yang terpendam disana ditampakkan olehnya. Maka orang yang sholeh akan diketahui dari cara bicaranya atau pembicaraan yang disampaikannya demikian pula orang jelek akhlaknya dan kaku perangainya dapat diketahui dari apa yang keluar dari lidahnya. Hal mana seperti dikatakan oleh imam Hasan Al Bashri : "Sesungguhnya lidah orang mukmin berada dibelakang hatinya, apabila ingin berbicara tentang sesuatu maka dia merenungkan dengan hatinya terlebih dahulu, kemudian lidahnya menunaikannya. Sedangkan lidah orang munafik berada di depan hatinya, apabila menginginkan sesuatu maka dia mengutamakan lidahnya daripada memikirkan dulu dengan hatinya ".
Ketajaman lidah mengalahkan ketajaman pedang yang mampu membelah besi dan daya penghancur (rusak)nya sangat kuat mengalahkan cuka dalam merusak madu yang manis, seperti diriwayatkan Ibnu Abi Dunya, Rasulullah saw bersabda:"Tidak ada satupun jasad manusia, kecuali pasti kelak akan mengadukan lidah kepada Allah atas ketajamannya".
Beliau saw bersabda pula : "Sesungguhnya kebanyakan dosa anak Adam berada pada lidahnya" (HR. Ath Thabarani, Ibnu Abi Dunya dan Al Baihaqi). Keutamaan menjaga lidah, Al Imam Al Ghazali dalam Ihya' Ulumiddin berkata : "Ketahuilah bahwa lidah bahayanya sangat besar, sedikit orang yang selamat darinya, kecuali dengan banyak diam ". Oleh sebab itu, Pembuat syari'at memuji dan menganjurkan diam, Nabi Muhammad SAW bersabda (yang artinya) : "Barang siapa yang diam, pasti dia selamat " (HR. At Tirmidzi)
Luqman Al Hakim berkata: "Diam itu adalah kebijaksanaan, namun sedikit sekali orang yang melakukannya".
Abdullah bin Sufyan meriwayatkan dari ayahnya, dia berkata:"Aku berkata kepada Rasulullah SAW, wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku tentang islam, dengan suatu perkara yang aku tidak akan bertanya lagi kepada orang lain sesudahmu." Nabi SAW bersabda: "Katakanlah, aku beriman, kemudian istiqamahlah". Dia berkata: "Lalu apakah yang harus aku jaga?", kemudian Rasulullah saw mengisyaratkan dengan tangan beliau ke lidah beliau. (HR. At Tirmidzi, An Nasa'I dan Ibnu Majah).
Uqbah bin ‘Amir bertanya kepada Rasulullah SAW : "Wahai Rasulullah, apakah jalan keselamatan?", Nabi menjawab: "Tahanlah lidahmu, tinggallah di rumahmu (jangan banyak keluar) dan tangisilah kesalahanmu". (HR. At Tirmidzi) Mu'adz bin Jabal bertanya kepada Rasulullah SAW : "Wahai Rasulullah perbuatan apakah yang paling utama?", kemudian Rasulullah menjulurkan lidah beliau yang mulia lalu meletakkan jemarinya diatasnya dengan mengisyaratkan agar menjaganya. Sahl bin Sa'ad meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw, dimana beliau bersabda (yang artinya): "Siapa yang menjamin untukku (agar menjaga) apa yang ada diantara dua janggutnya (lidah) dan yang ada diantara dua kakinya (kemaluan), maka aku menjamin untuknya surga " (HR. Bukhori) Rasulullah Saw bersabda (yang artinya):"Siapa yang menahan lidahnya pasti Allah menutupi auratnya, siapa yang dapat menahan amarahnya pasti Allah melindunginya dari siksaNya, dan siapa meminta ampun kepada Allah, Dia pasti menerima permohonan ampunannya " (HR. Ibnu Abi Dunya). Beliau saw bersabda pula :"Simpanlah lidahmu kecuali untuk kebaikan, karena dengan demikian kamu dapat mengalahkan syaitan " (HR. Ath Thabarani dan Ibnu Hibban)

Keutamaan diam
Cara menyelamatkan diri dari bahaya lidah adalah diam, kecuali dari hal yang baik dan mengundang kebaikan. Para salaf pendahulu kita lebih banyak diam daripada berbicara. Sebab dengan diam akan mengurangi dosa dan bahaya yang timbul akibat lidah. Tetapi jika hak-hak Allah dilecehkan, syariat dihina dan Rasulullah direndahkan, maka mereka tidak akan tinggal diam. Mereka akan berbicara dengan lantang dan pasti sekalipun di depan pemimpin yang kejam, sekalipun nyawa adalah taruhannya. Jadi berbicara itu baik jika ditempatkan pada posisinya dan diam itu baik jika ditempatkan pada tempatnya pula. Dan jika dibalik maka rusaklah tatanan Amr Ma'ruf Nahi Munkar.
Bagaimana Imam Syafi'I tidak diam diri, manakala melihat sulthon berbuat ketidakadilan, dengan tegas beliau berbicara, menasehati si pemimpin itu. Tetapi jika ditanyakan sesuatu yang sekiranya tidak perlu jawaban, maka beliau diam, tidak menjawab. Lihatlah bagaimana beliau memposisikan sesuatu pada tempat dan waktu yang layak dan tepat. Sebagian Ulama berkata: "Diam menghimpun beberapa keutamaan, diantaranya keselamatan agama, kewibawaan, konsentrasi untuk berfikir, berdzikir dan beribadah. Dan dalam diam juga terkandung keselamatan dari berbagai tanggung jawab perkataan di dunia dan hisabnya di akhirat", Allah SWT berfirman (yang artinya):"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir (Raqib ‘Atid) " (QS. Qaaf 18)
Bahkan diam mendatangkan ibadah yang berpahala, jika diam itu didasarkan karena khawatir berbicara sesuatu yang haram, demi mengharap ridho Allah. Rasulullah saw bersabda (yang artinya) : "Maukah kalian aku beritahukan tentang ibadah yang paling mudah dan paling ringan bagi badan? Diam dan akhlak yang baik " (HR. Ibnu Abi Dunya). Jika anda bertanya, apa sebabnya diam memiliki keutamaan sedemikian besar? Maka ketahuilah bahwa sebabnya karena terlalu banyak penyakit lidah, seperti ghibah, berdusta, mengadu domba, berkata keji, riya', terlibat dalam kebathilan, bertengkar, marah, menyingkap aurat orang dan lainnya. Oleh karena banyak penyakit dan dosa yang timbul karena lidah, maka yang terbaik adalah banyak diam. Kemampuan menahan lidah adalah jalan keselamatan, oleh sebab itu keutamaan diam sangatlah besar. Wallahu A'lam.

Disarikan dari kitab Ihya' Ulumiddin karya Imam Al Ghazali dan An Nashoihud Diniyyah karya Al Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad.

Senin, 25 April 2011

Keutamaan Surat Al-Ikhlas

Diposting oleh My Simple Blog di 01.22 1 komentar
Sebelum kita membicarakan keutamaan Surat Al-Ikhlas, terlebih dahulu akan disampaikan tentang nama-nama dari Surat Al-Ikhlas itu sendiri. Nama Surat Al-Ikhlas itu jumlahnya ada 20 nama yakni :
1. At-Tafrid.
2. At-Tajrid.
3. At-Tauhid.
4. Al-Ikhlas.
5. An-Najat.
6. Al-Wilayah.
7. An-Nisbah.
8. Al-Ma'rifah.
9. Al-Jamal.
10. Al-Muqasyqasyah.
11. Al-Mu'awwidzah.
12. As-Shamad.
13. Al-Asas.
14. Al-Maani'ah.
15. Al-Muhtadhar.
16. Al-Munfiroh.
17. Al-Baroah.
18. Al-Mudzkiroh.
19. An-Nuur.
20. Al-Insan.
Banyak nama menunjukkan banyak kelebihan. Mengingat Surat ini mengandung akidah yang sangat mendasar, maka keutamaannya cukup banyak. Antara lain sebagai berikut :

1. Hadis riwayat Anas bin
Malik, menyatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda : "Barangsiapa membaca Surat Al-Ikhlas satu kali, seolah-olah dia membaca sepertiga Quran. Barangsiapa membacanya dua kali, seolah-olah dia membaca dua pertiga Quran. Barangsiapa membacanya tiga kali, seolah-olah dia membaca Quran seluruhnya. Dan barangsiapa membacanya sepuluh kali, dibina Allah untuknya sebuah rumah dalam surga terbikin dari permata ya'kut yang berwarna merah."

2. Sabda Rasulullah Saw yang maksudnya : "Hai Aisyah, engkau jangan tidur dulu sebelum engkau kerjakan empat perkara : 1. Khatamkan Al-Quran, 2. Jadikan semua Nabi membelamu nanti pada hari kiamat, 3. Jadikan semua orang mukmin rela kepadamu, dan 4. Kerjakan Haji dan Umrah." Kemudian Rasulullah pun shalat, sedangkan Aisyah tinggal ditempat tidur. Selesai Shalat, Aisyah pun berkata : "Rasulullah, tebusanmu ibu dan ayahku, Rasulullah suruh saya
mengerjakan empat perkara yang saya tidak sanggup melakukannya pada waktu ini." Beliau tersenyum, seraya bersabda : " Apabila engkau membaca Qul Huwallahu Ahad (tiga kali), maka seolah-olah engkau telah mengkhatamkan Al-Quran. Jika engkau membaca shalawat kepadaku dan kepada semua Nabi sebelumku, maka kami nanti akan mensyafaatkanmu pada hari kiamat. Dan apabila engkau meminta ampunkan orang-orang mukmin, maka tentu semua mereka nanti akan rela kepadamu. Dan apabila engkau membaca "Subhanallah, Walhamdulillah, Walailahaillallah, Wallahu Akbar, maka sesungguhnya engkau berarti telah mengerjakan Haji dan Umrah."
Hadis itu menerangkan, kalau mau tidur setelah badan tergeletak diatas ranjang, maka baik dibaca:
a. Surat Al-Ikhlas tiga kali. Sama pahalanya dengan membaca satu khatam Quran.
b. Shalawat kepada Nabi Muhammad Saw dan Nabi-Nabi lainnya, dengan mengucap : Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad Wa ali Muhammad wa'ala jami'il
anbiyaai wal mursalin.

c. Mendoakan orang-orang mukmin dengan mengucapkan tiga kali Allahummaghfir
lil muslimina wal muslimat, wal mukiminina wal mukminat.
d. Membaca raja tasbih tiga kali, yakni : Subhanallah, Walhamdulillah, Walailaha
illallah, Wallahu Akbar, Wala haula walaquwwata illa billahil 'aliyyil 'adzim."

Apabila dibaca tiga kali tasbih ini, maka sama pahalanya dengan satu kali Haji dan Umrah.


3. Pada suatu hari seorang laki-laki melaporkan halnya kepada Rasulullah Saw tentang kesusahan hidup yang dideritanya. Ia mohon supaya diajarkan amalan singkat untuk menghilangkan kesempitan hidup itu. Maka Rasulullah Saw menyuruhnya supaya setiap kali masuk kerumah sendiri, memberi salam kemudian membaca surat Al-Ikhlas tiga kali. Jika
rumah kosong tidak ada orang didalam, maka memberi salam kepada Rasulullah Saw
kemudian sambil melangkah masuk dibaca tiga kali surat Al-Ikhlas. Laki-laki itupun
mengamalkannya, alhamdulillah lapang rezekinya, melimpah sampai kepada jiran tetangganya.

4. Pada suatu hari Rasulullah Saw sedang duduk dalam mesjid Madinah.
Tiba-tiba datang rombongan mengusung jenazah untuk di shalatkan. Para sahabat
mempersilahkan Nabi untuk menyembahyangkannya. Beliau bertanya : " Apakah mayat ini meninggalkan hutang ? Mereka menjawab : " Ya, benar, dia meninggalkan hutang sebanyak 4
dirham." Lantas beliau bersabda : " Saya tidak mau menyembahyangkan mayat yang meninggalkan hutang. Shalatkan kamulah dia."
Pada saat itu Jibrilpun datang seraya berkata : "Hai Muhammad, Allah berkirim salam kepadamu. Dia berfirman : "Aku sudah mengutus Jibril menyamar seperti mayat itu dan sudah melunaskan hutangnya. Tegaklah, shalatkan dia karena dian sudah diampuni Allah dan barangsiapa yang ikut menyembahyangkannya, niscaya diampuni Allah pula dosanya."
Nabi Muhammad Saw pun bertanya : " Hai Jibril, dari mana dia memperoleh kehormatan ini "? Jibril menjawab :"Dia mendapat kehormatan itu, karena setiap hari membaca seratus kali Qul Huwallahu Ahad." Didalamnya terdapat keterangan tentang sifat-sifat Allah dan pujian
terhadap-Nya" Hadis itu menunjukkan barangsiapa membaca "Qul Huwallahu Ahad" seratus kali dalam sehari, maka Allah akan melunaskan hutangnya sebelum mati.

5. Rasulullah Saw bersabda yang maksudnya :" Barangsiapa membaca surat Al-Ikhlas pada sakit
yang membawa kepada kematiannya, niscaya mayatnya tidak busuk dalam kubur, hadis lain menyatakan tidak terfitnah dalam kuburnya, aman dari kesempitan kuburan, dan para Malaikat akan membawanya dengan sayap-sayapnya melalui titian shirotol mustaqim sampai kesurga."

6. Menurut hadis Anas bin Malik, bahwa Rasulullah Saw bersabda : "Barangsiapa membaca Qul Huwallahu Ahad 50 kali, niscaya diampuni dosanya lima puluh tahun."

7. Menurut Hadis Anas bin Malik,
Rasulullah Saw bersabda yang maksudnya " Barangsiapa membaca Qul Huwallahu Ahad sepuluh kali dibina Allah untuknya satu istana didalam surga. Barangsiapa membacanya 20 kali, dibina Allah untuknya dua istana dalam surga. Barangsiapa membacanya 30 kali maka dibina Allah untuknya tiga istana dalam surga. Umar bin Khattab berkata
: " Ya, Rasulullah, kalau begitu akan banyaklah istana kmi dalam surga" Maka Rasulullah Saw bersabda :"Allah lebih lapang (luas) dari pada itu."
Maksudnya, bagi Allah berapapun jumlah istana itu soal mudah.

8. Hadis Anas bin Mali
menyatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda yang maksudnya : "Barangsiapa
membaca Qul Huwallahu Ahad sekali, dia diberkati. Barangsiapa membacanya
dua kali dia dan keluarganya diberkati. Barangsiapa membacanya tiga kali, dia, keluarga dan jiran tetangganya diberkati. Barangsiapa membacanya 12 kali, dibina Allah untuknya 12 istana
didalam surga. Jika dibacanya 100 kali, maka dihapuskan Allah dosanya (dosa kecil) selama 50 tahun, kecuali pertumpahan darah dan harta benda. Jika dibacanya 200 kali, dihapuskan dosanya 100 tahun. Jika dibacanya 1000 kali, niscaya sebelum mati telah dilihat atau diperlihatkan kepadanya tempatnya dalam surga."

9. Menurut hadis riwayat Ibnu Abbas, Nabi Muhammad Saw bersabda yang maksudnya :"Tatkala saya dalam perjalanan Israk Mi'raj kelangit, saya melihat 'Arasyditegakkan atas 360.000 sudut. Jarak dari satu sudut kesudutlainnya, kira-kira 300.000 tahun perjalanan. Dibawah setiap sudut itu terdapat 12.000 padang pasir. Panjang setiap padang pasir itu dari matahari terbit kematahari terbenam. Disetiap padang pasir itu terdapat 80.000 Malaikat membaca Qul Huwallahu Ahad." Selesai membaca mereka
menyatakan :"Ya Tuhan, kami hibbahkan pahala bacaan kami ini kepada setiap orang yang membaca Surat Al-Ikhlas, baik dia laki-laki maupun wanita." Para sahabat kagum tercengang
mendengarnya. Lantas Rasulullah Saw bertanya :"Herankah kamu, sahabat-sahabatku ? Mereka menjawab : " Ya,benar kami heran."Beliau melanjutkan :"Demi Allah yang diriku ditangan-Nya, "Qul Huwallahu Ahad" tertulis disayap Jibril. "Allahush Shomad" tertulis disayap Mikail. "Lam Yalid Walam Yulad" tertulis disayap Izrail."Walam Yakun Lahu kufuan Ahad" tertulis disayap Israfil. Maka barangsiapa diantara ummatku membaca "Qul Huwallahu Ahad" niscaya dikurniai Allah ia pahala orang yang membaca Taurat, Injil, Zabur dan Al-Quran." Kemudian beliau bertanya lagi:"Herankah kamu, mendengarnya?. Mereka menjawab:"Ya,benar kami heran." Lantas beliau bersabda :"Demi Allah yang diriku ditangan-Nya, "Qul Huwallahu Ahad" tertulis di kening Abu Bakar Shiddiq. "Allahush Shomad" tertulis dikening Umar Al-Faruq. "Lam
Yalid Walam Yulad" tertulis dikening Usman Zin-Nurain. Dan "Walam Yakun Lahu Kufuan Ahad " tertulis dikening Ali As-Sakhiy. Maka barangsiapa membaca Surat Al-Ikhlas niscaya dikurniai Allah ia pahala Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali.


10. Menurut Hadis Al-Baihaqi, dari Umamah Al-Bahili, bahwa Jibril telah mendatangi Nabi Saw bersama dengan 70.000 Malaikat di Tabuk Jibril berkata :"Rasulullah, saksikan jenazah Muawiyah dari Tabuk bersama Jibril dan sejumlah Malaikat lain. Kemudian Rasulullah Saw bersabda :" Jibril, apa sebabnya Mu'awiyah beroleh martabat seperti itu.? Jibril menjawab
:"Dia memperoleh kehormatan itu, akibat membaca "Qul Huwallahu Ahad setiap hari, sedang berdiri, duduk, ruku' dan berjalan." Demikianlah beberapa kelebihan membaca Qul Huwallahu Ahad. Maka silahkanlah mengamalkannya, dengan ketentuan setiap membacanya,
harus dibaca Bismillah. Karena pernah terjadi seorang laki-laki di Mekkah bermimpi, melihat ratusan ekor burung merpati terbang diatas angkasa kota Mekkah, tetapi tak seekorpun berkepala. Keesokan harinya ditanyakannya kepada seorang ahli ta'bir mimpi. Syekh ahli ta'bir mimpi itu menyatakan :"Barangkali anda rajin membaca Qul Huwallahu Ahad, tetapi tidak membaca Bismillahirrahmanirrahim dipangkalnya."


Bismillahirrahmanirrahim itu hurufnya 19, persis sebanyak Malaikat Zabaniyah penunggu neraka. Barangsiapa rajin membaca Bismillahirrahmanirrahim pada setiap memulai pekerjaan yang dibenarkan agama, niscaya ia terhindar dari ancaman Malaikat Zabaniyah.

(Dari Pengajian Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Assegaf dan Beberapa Tambahan dari beberapa sumber)

Rabu, 30 Maret 2011

DUA WAKTU TIDUR YANG DILARANG RASUL

Diposting oleh My Simple Blog di 23.43 0 komentar


Tidur menjadi sesuatu yang esensi dalam kehidupan kita. Karena dengan tidur, kita menjadi segar kembali. Tubuh yang lelah, urat-urat yang mengerut, dan otot-otot yang dipakai beraktivitas seharian, bisa meremaja lagi dengan melakukan tidur.
Dalam Islam, semua perbuatan bisa menjadi ibadah. Begitu pula tidur, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dalam Al-Quran, Allah swt pun menyuruh kita untuk tidur. Namun, ternyata ada dua waktu tidur yang dianjurkan oleh Rasulullah untuk tidak dilakukan.

1. Tidur di Pagi Hari Setelah Shalat Shubuh
Dari Sakhr bin Wadi’ah Al-Ghamidi radliyallaahu ‘anhu bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
”Ya Allah, berkahilah bagi ummatku pada pagi harinya” (HR. Abu dawud 3/517, Ibnu Majah 2/752, Ath-Thayalisi halaman 175, dan Ibnu Hibban 7/122 dengan sanad shahih).
Ibnul-Qayyim telah berkata tentang keutamaan awal hari dan makruhnya menyia-nyiakan waktu dengan tidur, dimana beliau berkata :
“Termasuk hal yang makruh bagi mereka – yaitu orang shalih – adalah tidur antara shalat shubuh dengan terbitnya matahari, karena waktu itu adalah waktu yang sangat berharga sekali. Terdapat kebiasaan yang menarik dan agung sekali mengenai pemanfaatan waktu tersebut dari orang-orang shalih, sampai-sampai walaupun mereka berjalan sepanjang malam mereka tidak toleransi untuk istirahat pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Karena ia adalah awal hari dan sekaligus sebagai kuncinya. Ia merupakan waktu turunnya rizki, adanya pembagian, turunnya keberkahan, dan darinya hari itu bergulir dan mengembalikan segala kejadian hari itu atas kejadian saat yang mahal tersebut. Maka seyogyanya tidurnya pada saat seperti itu seperti tidurnya orang yang terpaksa” (Madaarijus-Saalikiin 1/459).

2. Tidur Sebelum Shalat Isya’
Diriwayatkan dari Abu Barzah radlyallaahu ‘anhu : ”Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam membenci tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya” (HR. Bukhari 568 dan Muslim 647).
Mayoritas hadits-hadits Nabi menerangkan makruhnya tidur sebelum shalat isya’. Oleh sebab itu At-Tirmidzi (1/314) mengatakan : “Mayoritas ahli ilmu menyatakan makruh hukumnya tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya. Dan sebagian ulama’ lainnya memberi keringanan dalam masalah ini. Abdullah bin Mubarak mengatakan : “Kebanyakan hadits-hadits Nabi melarangnya, sebagian ulama membolehkan tidur sebelum shalat isya’ khusus di bulan Ramadlan saja.”
Al-Hafidh Ibnu Hajar berkata dalam Fathul-Baari (2/49) : “Di antara para ulama melihat adanya keringanan (yaitu) mengecualikan bila ada orang yang akan membangunkannya untuk shalat, atau diketahui dari kebiasaannya bahwa tidurnya tidak sampai melewatkan waktu shalat. Pendapat ini juga tepat, karena kita katakan bahwa alasan larangan tersebut adalah kekhawatiran terlewatnya waktu shalat.” (sa/berbagai sumber)

ORANG-ORANG YANG DIDOAKAN MALAIKAT

Diposting oleh My Simple Blog di 23.42 0 komentar
Allah SWT berfirman, “Sebenarnya (malaikat – malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah – perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka dan yang dibelakang mereka, dan mereka tidak memberikan syafa’at melainkan kepada orang – orang yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati – hati karena takut kepada-Nya” (QS Al Anbiyaa’ 26-28)

Fadhilah Sholawat

Diposting oleh My Simple Blog di 23.40 0 komentar
Nabi yang adil dan suci bersabda, “Karena shalawatmu kepadaku, Allah SWT akan menyelamatkanmu dari siksa neraka di akhirat. Barangsiapa bershalawat kepadaku sepuluh kali pada sore hari dan sepuluh kali pada pagi hari, Allah SWT akan membangkitkannya bersama para nabi kesayangan dan kepercayaanNya dan wali-wali yang patuh, dan Dia akan melimpahkan berkah kepadanya sebagaimana berkah kepada nabiNya.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW telah bersabda bahwa, “Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail Alaihumus Salam telah berkata kepadaku. Jibril As. berkata, “Wahai Rasulullah, siapa yang membaca shalawat atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan kubimbing tangannya dan akan ku bawa dia melintasi titian sirotul mustaqiim seperti kilat menyambar.”
Berkata pula Mikail As., “Mereka yang bershalawat atasmu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu.”
Dan Israfil As. berkata pula, “Mereka yang bershalawat kepadamu, maka aku akan bersujud kepada Allah SWT dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah SWT mengampuni orang itu.”
Kemudian Malaikat Izrail As. pun berkata, ”Bagi mereka yang bershalawat atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi.”

Bagaimana kita tidak cinta kepada Rasulullah SAW? Sementara para malaikat memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang bershalawat atas Rasulullah SAW. Dengan kisah yang dikemukakan ini, semoga kita tidak akan melepaskan peluang untuk selalu bershalawat kepada pemimpin kita, cahaya dan pemberi syafaat kita, Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang kesayangan Allah SWT, Rasul, dan para MalaikatNya. Amin.

Valentine’s Day bagi kaum muslim

Diposting oleh My Simple Blog di 23.33 0 komentar

Tanggal 14 Februari seakan-akan menjadi hari yang khusus bagi manusia secara umum, bahkan bagi seorang muslimah sekalipun. Dengan pengaruh dari berbagai media dan lingkungan, para gadis sibuk ikut-ikutan merayakan hari tersebut. Ada yang sibuk membuat coklat dan kue-kue untuk orang yang disayanginya, mengirimkan kartu, atau sengaja mengkhususkan membuat pengakuan cinta untuk lelaki pujaan hatinya. Na’udzubillah min dzalik. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan untuk dijauhkan dari perbuatan tersebut…
Setelah mengetahui fatwa-fatwa yang ada pada artikel sebelumnya, ada baiknya kita juga mengetahui asal usul adanya hari valentine. Dengan demikian, insya Allah kita akan lebih berhati-hati dan tidak segan-segan untuk meninggalkan hari raya tersebut. Apalagi jika kita benar-benar ingin menjadi wanita muslimah sejati, yang sangat cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dan sangat takut dengan hukuman-Nya dan berharap keridhoan-Nya. Artikel berikut ini banyak menukil dari majalah As Sunnah dengan disertai berbagai tambahan dari penulis.
Definisi Valentine’s Day
Terdapat beberapa definisi yang terdapat di majalah As Sunnah edisi 11 tahun I untuk menjelaskan tentang hari valentine ini.
Pertama,
A day on which lovers traditionally exchange affectionate messages and gift. It is ovserved on February 14, the date on which Saint Valentine was matyred. (The Encyclopedia Americana, volume XXVII, hal 860)
“Sebuah hari dimana orang-orang yang sedang dilanda cinta secara tradisi saling mengirimkan pesan-pesan cinta dan hadiah-hadiah. Hari itu diperingati pada tanggal 14 Februari, suatu hari di mana St. Valentine mengalami martir.”
Kedua,
The date on the modern celebration, February 14, is believed to derive in the execution of a Christian martyr, St. Valentine, on February 14, 270. (The Encyclopedia Americana, volume XIII, hal. 464)
“Tanggal 14 Februari adalah perayaan modern yang diyakini berasal dari hari dihukum matinya seorang martir Kristen yaitu St. Valentine pada tanggal 14 Februari 270 M.”
Ketiga,
Valentine, St. priest and physician of Rome who suffered martydorn probably during the persecution under Claudius II in 269. his feast is on 14 Feb. The custom of sending valentines probably had its origin in a heathen practice connected with the worship of Juno Februalis at the Lupercalia(*) or perhaps in the mediaval belief the birds commenced to mate onf 14 Feb. (Everyman’s Encyclopedia, volume XII, hal 388).
“St. Valentine adalah seorang pendeta dan tabib dari Roma yang (dianggap) martir sewaktu kaisar Claudius II pada tahun 269 M. Peringatan tersebut pada tanggal 14 Febuari. Kebiasaan dengan mengirim valentine-valentine berasal dari upacara penyembahan berhala yang dikaitkan dengan peribadatan Juno Februarlis di goa Lupercal, atau (bisa jadi) pendapat bahwa burung-burung kwain pada tanggal 14 Februari.”
(*) Lupercalia merupakan upacara keagamaan (ritual) yang dilakukan oleh orang-orang Romawi kuno yang dilaksanakan setiap tahun untuk menyembah dewa Lupercus, yang oleh mereka dianggap sebagai dewa kesuburan, dewa padang rumput dan pelindung ternak. Sebagai suatu upacara ritual kesuburan, Lupercalia juga dihubungkan dengan penghormatan dan penyembahan kepada dewa Faunus sebagai dewa alam dan pemberi wahyu. Upacara atau festival tersebut dipimpin dan diawasi oleh suatu badan kegamaan yang disebut Luperci dan para pendetanya disebut Luperci.
Setiap upacara Lupercalia dimulai dengan mengorbankan beberapa ekor kambing dan seekor anjing yang dipimpin oleh para Luperci. Upacara tersebut dilakukan di dalam sebuah gua bernama Lupercal, berada di bukit Palatine, yang merupakan salah satu bukit di kota Roma. Setelah itu dua orang Luperci (dalam sumber lain dua orang pemuda) dibawa ke sebuah altar, kemudian sebuah pisau yang berlumuran darah disentuhkan pada kening mereka dan darah itu diseka dengan kain wool yang telah dicelupkan ke dalam susu. Setelah itu kedua orang tersebut diharuskan tertawa.
Kemudian para luperci memotong kulit kambing yang dikorbankan dan dijadikan cambuk. Kemudian mereka berlari dalam dua geromboloan mengelilingi bukit Palatine dan tembok-tembok kuno di Palatine, mencambuki setiap wanita baik yang mengikuti upacara maupun yang mereka temui di jalanan. Para wanita yang menerima cambukan itu dengan senang hati karena menurut mereka cambukan itu dapat menyebabkan atau mengembalikan kesuburannya.
Upacara Lupercalia ini terus berlangsung sampai pada masa pemerintahan Kaisar Constantin Agung (280 – 337 M). Kaisar Romawi ini adalah kaisar pertama pemeluk agama Nasrani. Lewat masuknya agama Nasrani itu dan berbagai jalan yang ditempuhnya, dia memegang peranan penting dalam hal merubah agama yang dikejar-kejar dan diancam sebelumnya menjadi agama yang dominan (bersifat nasional). Pengaruh agama nasrani semakin meluas di kerajaan Romawi dan Dewan gereja memegang peranan penting di bidang politik. Pada tahun 494 M, Dewan Gereja di bawah pimpinan Paus Gelasius I merubah bentuk upacara Lupercalia menjadi perayaan purifikasi (pemurnian/pembersihan diri). Dan pada tahun 496 M, Paus Gelasius I mengubah tanggal perayaan purifikasi yang berasal dari upacara ritual lupercalia dan tanggal 15 Februari menjadi tanggal 14 Februari.
Keempat,
The St. Valentine who is spoken of as the apostle of Rhaetia, and venerated in passau as its first bishop. (Encyclopedia Briatannica, volume XIV, hal. 949).
“St. Valentine yang disebutkan itu adalah seorang utusan dari Rhaetia dan dimuliakan di Passau sebagai uskup yang pertama.”
Kesimpulan dari keempat definisi tersebut adalah Valentine’s day dirayakan untuk mengormati dan mengkultuskan st. Valentine yang dianggap martir yang mati dibunuh pada tanggal 14 Februari 269 M (sumber lain menyebutkan 270 M) dan juga dianggap sebagai seorang utusan dan uskup yang dimuliakan. Pengambilan istilah itu juga dikaitkan dengan Lupercalia, upacara keagamaan orang Romawi Kuno dan juga bahwa burung-burung kawin pada tanggal tersebut.
Nah, saudariku… Apakah engkau tahu apa itu martir? Martir adalah orang yang dianggap mati sebagai pahlawan karena mempertahankan kepercayaan (agama). Kini engkau tahu agama apa yang dipertahankan olehnya. Wallahul musta’an. Ya ukhti… bagaimana kita bisa turut serta pada hari yang ditetapkan untuk menghormati orang yang mempertahankan agama yang bukan Islam (ini bukan berarti kita dibolehkan untuk menetapkan hari khusus untuk kematian orang-orang yang mempertahankan agama Islam!).
Dan bila dikaitkan dengan upacara Lupercalia, maka ini juga sangat jauh dari syari’at Islam, bahkan penuh dengan kesyirikan yang merusak tauhid. Lihatlah bagaimana upacara tersebut dilaksanakan untuk menyembah dewa-dewa. Padahal tidak ada yang berhak disembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Belum lagi keyakinan batil tentang pengaruh cambukan yang dapat menyebabkan atau mengembalikan kesuburan. Padahal tidak ada yang kuasa untuk memberi kesuburan pada seseorang sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya, “Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Asy-Syuura [42]: 50)
Ketahuilah saudariku, tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali meninggalkan jauh-jauh kebiasaan turut serta merayakan hari Valentine ini. Apakah kita hendak turut serta pada acara yang ditetapkan oleh Nasrani untuk mengkultuskan sang uskup yang mati sebagai martir? Padahal kita ketahui orang-orang Nasrani tidak akan senang sampai kita mengikuti agama mereka. Maka senanglah mereka ketika kita turut berbaur dalam hari raya mereka. Karena Rasululllah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk kaum tersebut.” (HR. Abu Dawud). Atau… apakah kita hendak mendukung pula upacara Lupercalia yang penuh muatan syirik dan kemaksiatan? Na’udzubillah mindzalik.
Cukupkanlah diri kita dengan apa yang telah diturunkan Allah dalam Al-Qur’an dan yang diajarkan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya. Karena kasih sayang di antara sesama muslim jauh lebih indah dimana Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perumpamaan orang mukmin di dalam saling mencintai, saling mengaishi dan saling menyayangi adalah bagaikan satu jasad, jika salah satu anggotanya menderita sakit maka seluruh jasad merasakan (penderitaannya) dengan tidak bisa tidur dan merasa panas.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka engkau tidak perlu ragu-ragu untuk meninggalkan hari raya tersebut. Bertaubat adalah langkah yang utama dan mulia jika ternyata di hari yang lalu kita menjadi bagian dari perayaan tersebut. Semoga kita terus diberikan hidayah taufik oleh Allah untuk menjalankan amalan sesuai tuntunan syari’at. Aamiin.

 
;