1. Membaca Al
Qur’an adalah perhiasan Ahlul Iman
3. Keutamaan orang yang mahir membaca Al
Qur’an
Dari Abu Musa Al Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu berkata,
Rasulullah Radhiyallahu ‘anhu bersabda :
مَـثَلُ
الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ اْلأُتْرُجَّةِ رِيحُـهَا
طَـيِّبٌ وَطَعْمُـهَا طَـيِّبٌ وَمَـثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ
الْقُرْآنَ كَمَـثَلِ التَّمْرَةِ لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُـهَا حُلْوٌ وَمـَـثَلُ
الْمُـنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَـثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُـهَا طَيِّبٌ
وَطَعْمُـهَا مُرٌّ وَمـَـثَلُ الْمُـنَافِقِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ
كَمَـثَلِ الْحَـنْظَلَةِ لَـيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُـهَا مُرٌّ . رواه البخاري
و مسلم
“Perumpamaan orang mukmin yang
membaca Al Qur’an itu bagaikan jeruk limau; harum baunya dan enak rasanya dan
perumpamaan orang mu’min yang tidak membaca Al Qur’an itu bagaikan buah kurma;
tidak ada baunya namun enak rasanya. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca
Al Qur’an itu bagaikan buah raihanah; harum baunya tapi pahit rasanya dan orang
munafik yang tidak membaca Al Qur’an itu bagaikan buah hanzhalah; tidak ada
baunya dan pahit rasanya” (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Pahala yang
berlipat ganda bagi orang yang membaca Al Qur’an
Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
Radhiyallahu ‘anhu bersabda :
مَنْ
قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ
أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ
وَمِيمٌ حَرْفٌ
الترمذي
رواه
“Barangsiapa yang membaca satu huruf
dari kitab Allah (Al Qur’an) maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu
dilipatgandakan dengan sepuluh (pahala). Aku tidak mengatakan ” الم “Alif Laam
Mim adalah satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu
huruf” (H.R. Tirmidzi)
Dari Aisyah رضي الله عنها ia
berkata, Rasululah Radhiyallahu ‘anhu bersabda :
الْمَاهِرُ
بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ
الْقُرْآنَ وَيـَـتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَـيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
مسلم رواه
مسلم رواه
“Orang yang mahir Al Qur’an bersama
para malaikat yang mulia dan baik-baik dan orang yang membaca Al Qur’an dan
terbata-bata membacanya dengan mengalami kesulitan melakukan hal itu maka
baginya dua pahala” (HR. Muslim)
4. Membaca Al Qur’an
tidak sebanding dengan Harta benda dunia.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata,
Rasulullah Radhiyallahu ‘anhu bersabda :
أَيُحِبُّ
أَحَدُكُمْ إِذَا رَجَعَ إِلَى أَهْلِهِ أَنْ يَجِدَ فِيهِ ثَلاَثَ خَلِفَاتٍ
عِظَامٍ سِمَانٍ قُلْـنَا : نَعَمْ ، قَالَ : فَثَلاَثُ آيَاتٍ يَقْرَأُ بِهِنَّ
أَحَدُكُمْ فِي صَلاَتِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثِ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ
رواه مسلم
“Apakah salah seorang diantara
kalian senang bila pulang kepada keluarganya dengan mendapatkan tiga ekor unta
khalifat yang gemuk-gemuk ?” Kamipun berkata : “Ya” Beliau bersabda : “Maka
tiga ayat yang dibaca oleh seseorang diantara kalian dalam shalatnya itu lebih
baik dari tiga ekor unta khalifat yang gemuk-gemuk” (HR. Muslim)