Kebutuhan
hati terhadap berbagai bentukibadah/ ketaatan, adalah seperti kebutuhan tubuh
kepada makanan dan minuman. Sedangkan kedudukan segala jenis kemaksiatan
seperti layaknya makanan beracun, yang akan merusak hati seorang hamba.
Saudaraku, seorang hamba benar-benar membutuhkan ibadah kepada Rabb-nya,
seperti halnya ia perlu untuk selalu mengkonsumsi nutrisi demi menjaga
kesehatan dirinya. Keseluruhan ketaatan adalah mutlak untuk kehidupan hati.
Misalnya antara lain dzikrullah, tilawah Al-Qur’an, istighfar, doa , shalawat
atas Rasulullah saw, dan qiyamullayl.
Pelurusan hati merupakan perkara paling utama untuk diseriusi oleh setiap hamba
yang menempuh jalan menuju Allah SWT. Hati yang selamat adalah hati yang sehat,
yang bisa didefinisikan sebagai hati yang terbebas dari syahwat, keinginan yang
bertentangan dengan perintah Allah dan dari setiap syubhat, ketidakjelasan yang
menyeleweng dari kebenaran.
Hendaknya seorang hamba mencintai, membenci, memberi dan menahan diri semua itu
dilakukan karena Allah.
Salah satu bentuk nutrisi hati : adalah Zikir dan membaca Al-Qur’an.
- Dzikir adalah makanan pokok bagi hati dan ruh. Apabila seorang hamba
kehilangannya, ia seperti tubuh yang tidak mendapatkan makanan pokok.
- Dzikir dapat mebusir setan dan menundukkannya, juga menjadikan kita diridhai
Allah.
- Dzikir mendatangakn kecintaan kepada Allah, menghilangkan kesedihan dan
kegelisahan hati , mendatangkan kegembiraan, memberikan cahaya bagi hati dan
wajah, memberikan kewibawaan dan keindahan.
Dzikir juga merupakan inabah kepada-Nya dan menjadikan seorang hamba
diingat oleh Allah. Firman Allah , yang artinya ,” Maka ingatlah kepada-Ku,
niscaya Aku akan ingat kepadamu (Qs. Al-Baqarah : 152)
Andai saja faedah dzikir itu hanya tersebut dalam ayat ini, sungguh ini pun
sudah lebih dari cukup sebagai suatu keutamaan dan kemuliaan. Dan cukup hal itu
untuk menghapus kealpaan dan kesalahan.
Dari riwayat Abu Hurairah, bahwa Rasulullah
bersabda , yang artinya ,” Barang siapa mengucapkan La Illaha Illallah Lahul
Mulku wa lahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syay’in qadir (tiada ada ilah kecuali
Allah , Yang Maha Tunggal, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-nya kerajaan dan
bagi-Nya pula pujian. Dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu). Setiap hari
seratus kali, niscaya ucapannya itu menyamai pahala membebaskan sepuluh budak.
Juga ditulis baginya seratus kebaikan dan dihapus darinya seratus kejelekan.
Juga dalam sehari itu dia dijaga dari setan sampai soren harinya. Tidak ada
seorangpun yang mengamalkan sesuatu yang lebih baik darinya selain seorang yang
mengucapkan lebih banyak darinya “. (Hr Bukhari, dalam ad-Da’awat XI/201 dan
Muslim dalam Adz-Dzikr wad du’a XVII/16. lafal hadits ini milik bukhari) .
Bila kita perhatikan lebih seksama, dzikrullah ini ringan untuk dilakukan,
tetapi pahalanya tidak dapat dibandingkan dengan amal ibadah yang lain.
Bahkan Jabir meriwayatkan, bahwa Rasulullah bersabda , “ Barang siapa
mengucapkan Subhanallah (Maha suci Allah dengan segala pujian bagi-Nya)
niiscaya ditanamkan baginya sebatang pohon di surga “ .
(Hadits shahih riwayat At-Tirmidzi ad da’awat IX/433. Al Haitsamiy
menyandar-kannya kepada Al-Bazzar, Isnadnya bagus, dinyatakan shahih juga oleh
Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-dzahaby I/501)
Dzikir adalah obat kerasnya hati
Abu Musa Al-Asy’ariy meriwayatkan, bahwa Rasulullah bersabda , “ Perumpamaan
orang yang berdzikir kepda Allah dengan yang tidak berdzikir itu seperti orang
yang hidup dengan orang yang mati “. (Hr Bukhari , dlm Ad-Da’awat XI/ 208).
Abdullah bin Busr meriwayatkan , seseorang bertanya , “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya pintu kebajikan itu banya. Sedangkan aku tidak mampu untuk
memasuki semuanya. Maka tunjukkanlah kepadaku (terserah kepadamu) mana-mana
yang aku mampu memasukinya dan jangan banyak-banyak, sebab aku bisa lupa ! “
Maka Rasulullah menjawab , “ Pastikan lisanmu selalu basah dengan dzikrullah
!”.
Membaca Al-Qur’an , Dzikir paling afdal
Al-Qur’an adalah obat bagi penyakit penyakit hati , dimana penyakit hati itu
bersumber dari dua hal :
a. Syubhat atau ketidakjelasan akan kebenaran,
b. Syahwat atau hawa nafsu
Firman Allah SWT, yang artinya ,” Wahai manusia,
telah datang kepda kalian suatu pelajaran dari Rabb kalian dan obat bagi
apa-apa yang didalam dada “, (Qs. Yunus : 57).
Firman Allah SWT, yang artinya ,” Dan Kami turunkan Al-Qur’an yang merupakan
obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman (Qs. Al-Isra ‘ : 82).
Saudaraku, Al-Qur’an mengandung keterangan dan penjelsan yang tegas antara
kebenaran dan kebatilan. Maka hilanglah penyakit ketidakjelasan, digantikan
dengan ilmu, tashawwur dan pengetahuan, sehingga terlihatlah dengan semestinya.
Dengan mempelajari Al-Qur’an disertai dengan keseriusan, maka akan memandang
kebenaran dan kebatilan, sehingga mampu membedakannya, sebagaimana membedakan
antara siang dan malam.
Al-Qur’an mengandung hikmah dan pelajaran yang baik dan penawar bagi penyakit
syahwat dan penyakit fisik. Seperti nasihar agar hidup zuhud .
Firman Allah SWT, yang artinya ,” Ketahuilah,
dengan dzikrullah segala hati menjadi tenang ,” (Qs. Ar-Ra’du : 28).
Dan Dzikir paling utama adalah membaca dan mempelajari Al-Qur’an.
Wallahu a’lam
Sumber : Tazkiyatun Nafs , Ibn Rajab Al-Hambali.
Kebutuhan
hati terhadap berbagai bentukibadah/ ketaatan, adalah seperti kebutuhan tubuh
kepada makanan dan minuman. Sedangkan kedudukan segala jenis kemaksiatan
seperti layaknya makanan beracun, yang akan merusak hati seorang hamba.
Saudaraku, seorang hamba benar-benar membutuhkan ibadah kepada Rabb-nya,
seperti halnya ia perlu untuk selalu mengkonsumsi nutrisi demi menjaga
kesehatan dirinya. Keseluruhan ketaatan adalah mutlak untuk kehidupan hati.
Misalnya antara lain dzikrullah, tilawah Al-Qur’an, istighfar, doa , shalawat
atas Rasulullah saw, dan qiyamullayl.
Pelurusan hati merupakan perkara paling utama untuk diseriusi oleh setiap hamba
yang menempuh jalan menuju Allah SWT. Hati yang selamat adalah hati yang sehat,
yang bisa didefinisikan sebagai hati yang terbebas dari syahwat, keinginan yang
bertentangan dengan perintah Allah dan dari setiap syubhat, ketidakjelasan yang
menyeleweng dari kebenaran.
Hendaknya seorang hamba mencintai, membenci, memberi dan menahan diri semua itu
dilakukan karena Allah.
Salah satu bentuk nutrisi hati : adalah Zikir dan membaca Al-Qur’an.
- Dzikir adalah makanan pokok bagi hati dan ruh. Apabila seorang hamba
kehilangannya, ia seperti tubuh yang tidak mendapatkan makanan pokok.
- Dzikir dapat mebusir setan dan menundukkannya, juga menjadikan kita diridhai
Allah.
- Dzikir mendatangakn kecintaan kepada Allah, menghilangkan kesedihan dan
kegelisahan hati , mendatangkan kegembiraan, memberikan cahaya bagi hati dan
wajah, memberikan kewibawaan dan keindahan.
Dzikir juga merupakan inabah kepada-Nya dan menjadikan seorang hamba
diingat oleh Allah. Firman Allah , yang artinya ,” Maka ingatlah kepada-Ku,
niscaya Aku akan ingat kepadamu (Qs. Al-Baqarah : 152)
Andai saja faedah dzikir itu hanya tersebut dalam ayat ini, sungguh ini pun
sudah lebih dari cukup sebagai suatu keutamaan dan kemuliaan. Dan cukup hal itu
untuk menghapus kealpaan dan kesalahan.
Dari riwayat Abu Hurairah, bahwa Rasulullah
bersabda , yang artinya ,” Barang siapa mengucapkan La Illaha Illallah Lahul
Mulku wa lahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syay’in qadir (tiada ada ilah kecuali
Allah , Yang Maha Tunggal, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-nya kerajaan dan
bagi-Nya pula pujian. Dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu). Setiap hari
seratus kali, niscaya ucapannya itu menyamai pahala membebaskan sepuluh budak.
Juga ditulis baginya seratus kebaikan dan dihapus darinya seratus kejelekan.
Juga dalam sehari itu dia dijaga dari setan sampai soren harinya. Tidak ada
seorangpun yang mengamalkan sesuatu yang lebih baik darinya selain seorang yang
mengucapkan lebih banyak darinya “. (Hr Bukhari, dalam ad-Da’awat XI/201 dan
Muslim dalam Adz-Dzikr wad du’a XVII/16. lafal hadits ini milik bukhari) .
Bila kita perhatikan lebih seksama, dzikrullah ini ringan untuk dilakukan,
tetapi pahalanya tidak dapat dibandingkan dengan amal ibadah yang lain.
Bahkan Jabir meriwayatkan, bahwa Rasulullah bersabda , “ Barang siapa
mengucapkan Subhanallah (Maha suci Allah dengan segala pujian bagi-Nya)
niiscaya ditanamkan baginya sebatang pohon di surga “ .
(Hadits shahih riwayat At-Tirmidzi ad da’awat IX/433. Al Haitsamiy
menyandar-kannya kepada Al-Bazzar, Isnadnya bagus, dinyatakan shahih juga oleh
Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-dzahaby I/501)
Dzikir adalah obat kerasnya hati
Abu Musa Al-Asy’ariy meriwayatkan, bahwa Rasulullah bersabda , “ Perumpamaan
orang yang berdzikir kepda Allah dengan yang tidak berdzikir itu seperti orang
yang hidup dengan orang yang mati “. (Hr Bukhari , dlm Ad-Da’awat XI/ 208).
Abdullah bin Busr meriwayatkan , seseorang bertanya , “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya pintu kebajikan itu banya. Sedangkan aku tidak mampu untuk
memasuki semuanya. Maka tunjukkanlah kepadaku (terserah kepadamu) mana-mana
yang aku mampu memasukinya dan jangan banyak-banyak, sebab aku bisa lupa ! “
Maka Rasulullah menjawab , “ Pastikan lisanmu selalu basah dengan dzikrullah
!”.
Membaca Al-Qur’an , Dzikir paling afdal
Al-Qur’an adalah obat bagi penyakit penyakit hati , dimana penyakit hati itu
bersumber dari dua hal :
a. Syubhat atau ketidakjelasan akan kebenaran,
b. Syahwat atau hawa nafsu
Firman Allah SWT, yang artinya ,” Wahai manusia,
telah datang kepda kalian suatu pelajaran dari Rabb kalian dan obat bagi
apa-apa yang didalam dada “, (Qs. Yunus : 57).
Firman Allah SWT, yang artinya ,” Dan Kami turunkan Al-Qur’an yang merupakan
obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman (Qs. Al-Isra ‘ : 82).
Saudaraku, Al-Qur’an mengandung keterangan dan penjelsan yang tegas antara
kebenaran dan kebatilan. Maka hilanglah penyakit ketidakjelasan, digantikan
dengan ilmu, tashawwur dan pengetahuan, sehingga terlihatlah dengan semestinya.
Dengan mempelajari Al-Qur’an disertai dengan keseriusan, maka akan memandang
kebenaran dan kebatilan, sehingga mampu membedakannya, sebagaimana membedakan
antara siang dan malam.
Al-Qur’an mengandung hikmah dan pelajaran yang baik dan penawar bagi penyakit
syahwat dan penyakit fisik. Seperti nasihar agar hidup zuhud .
Firman Allah SWT, yang artinya ,” Ketahuilah,
dengan dzikrullah segala hati menjadi tenang ,” (Qs. Ar-Ra’du : 28).
Dan Dzikir paling utama adalah membaca dan mempelajari Al-Qur’an.
Wallahu a’lam
Sumber : Tazkiyatun Nafs , Ibn Rajab Al-Hambali.
;
0 komentar:
Posting Komentar