Oleh : Buya Yahya
Pengasuh LPD Al-Bahjah
Sahabatku,
bersama hari-hari yang kita lalui, pernahkah kita merenung sejenak tentang
sebuah perjalanan? Perjalanan yang harus kita tempuh dan di penghujung jalan
itu hanya ada dua pilihan, yaitu : Bahagia dan Sengsara. Yang berbahagia adalah
yang senantiasa mempersiapkan diri untuk perjalanan tersebut dan yang sengsara
adalah yang melalaikan persiapan dalam perjalanannya. Yaitu perjalanan panjang
yang akan kita lalui setelah kehidupan di dunia ini. Perjalanan menuju Alam
Barzah, Alam Kubur, Alam penantian kita menuju Hari Kebangkitan dan Hari
Pembalasan.
Alam
Barzakh adalah Alam yang sangat mengerikan bagi yang tidak mempunyai bekal dan
kawan. Bekal dan kawannya adalah amal baik yang tulus diperbuat saat di dunia.
Yang
tersiksa di dunia dengan segala musibah dan kekurangan, akan tetapi ia
mempersiapkan bekal untuk kehidupan setelah mati. Sungguh kesusahan itu amatlah
sebentar, hanya 60 tahun atau 100 tahun saat ia hidup di dunia. Dan setelah itu
kesusahan itu akan berakhir saat ia memasuki Alam Barzah. Dan disepanjang masa
menanti di Alam Barzah ia menemukan kebahagiaan buah dari kebaikan yang pernah
ditanamnya saat di dunia. Kebahagiaan itu terus berlanjut hingga kelak di Alam
Akhirat yang tidak hanya puluhan atau ratusan tahun akan tetapi kebahagiaan
yang tiada akhirnya.
Sahabatku,
bagi kita yang lalai saat di dunia ini dari berbekal diri menuju Alam Barzah
dan Alam Akhirat. Ia akan menemukan kesusahan yang amat panjang. Ia akan menuai
hasil dosa-dosa yang ia perbuat saat di dunia. Kebahagiaan di dunia akan
berlalu, harta yang dikumpulkan tidak berguna lagi. Kekuasaan yang ia bela
tidak bisa menyelamatkannya. Yang ada adalah tanggung jawab. Alangkah ruginya
orang yang hanya mengejar kesenangan sementara dalam puluhan tahun dan setelah
itu ia akan menuai kesengsaraan sepanjang penantian di alam barzah yang ratusan
atau ribuan tahun hingga kelak di Akhirat yang tiada batasnya.
Pernahkah
kita renungi semua ini, lalu kita hadapkan dengan kehidupan kita sehari-hari?
Kita yang menjadi Ustadz, sudahkah kita hadirkan makna kerinduan mencari kebahagian yang abadi di balik tugas kita ini?
Kita yang menjadi Ustadz, sudahkah kita hadirkan makna kerinduan mencari kebahagian yang abadi di balik tugas kita ini?
Kita
yang menjadi Pedagang dan Pengusaha, sudahkah kita hadirkan makna kecintaan
kita kepada kebahagiaan hakiki di Akhirat, dibalik aktivitas berdagang kita ?
Kita
yang sebagai Pejabat, sudahkah kita hadirkan makna tanggung jawab kelak di
Akhirat dibalik kekuasan yang kita emban?
Sahabatku,
Sudahkah kita sadar bahwa kemunafikan seorang Ustadz adalah murka Allah SWT.
Kebohongan seorang pengusaha adalah siksa. Dan kecurangan seorang pejabat
adalah Neraka.
Pernahkah
kita berfikir tentang diri ini, disaat ini, dan dimasa depan yang panjang ? Apa
yang kita kerjakan saat ini? Dan kelak apa yang akan kita petik setelah
kematian buah dari apa yang telah kita kerjakan saat ini ?
Nabi
SAW bersabda, "Orang cerdas adalah
orang yang senantiasa berfikir dan berbuat untuk setelah kematian".
Kematian yang pasti akan tiba yang datangnya pun tanpa pesan terlebih dahulu
dan tidak bisa ditunda walau sesaat. Takutlah kita jika kematian menjelang
sementara kita termasuk orang yang bergelimang dosa dan tanpa bekal.
Wallahua'lam
bis showab
0 komentar:
Posting Komentar